Kanara memejamkan mata, menunggu rasa sakit yang seharusnya menembus tubuhnya.Namun tak ada apa pun.Saat membuka mata, pandangannya kabur. Arga ada di depannya, tubuh laki-laki itu condong ke depan, menahan diri dengan sisa tenaga. Wajahnya pucat, napasnya berat, dan darah mengalir deras dari sisi perutnya, merembes membasahi kemejanya.Tangan Kanara gemetar, matanya membesar tak percaya.“Arga … tidak … tidak …”Sandrina berdiri kaku di tempat. Pistol masih di tangannya, namun wajahnya kosong. Dalam bisikan nyaris tak terdengar, ia bergumam,“Kenapa selalu dia yang kau selamatkan?”Letupan peluru tadi masih bergema di telinga Kanara ketika tubuh Arga akhirnya ambruk ke arahnya. Darah hangat langsung membasahi lututnya, mengalir dari luka tembak di perut Arga.“Arga!” jerit Kanara, suaranya serak dan gemetar. Ia mencoba meraih tubuh suaminya, tapi tali di pergelangan tangannya menahan gerakannya. Ia menarik sekuat tenaga, berusaha melepaskan diri, kulitnya lecet, tapi ia tak peduli.
Last Updated : 2025-11-13 Read more