Ciuman itu datang lagi, lebih dalam, lebih intens. Seolah Arga dan Kanara sama-sama meluapkan rindu yang terlalu lama mereka pendam, bercampur kebingungan yang tak pernah menemukan jawaban.Kanara sempat mendorong dada Arga, ragu, tapi genggamannya justru kembali melemah. Rasa yang ia coba sangkal selama ini justru pecah tanpa bisa ia hentikan.Tubuh mereka jatuh di atas ranjang, berlapis antara tarik-menarik hasrat dan luka yang belum sembuh. Nafas mereka beradu, tersengal, panas.Arga menyingkirkan cardigan yang menutupi tubuh Kanara, jemarinya bergerak terburu-buru seolah takut momen itu hilang. Di balik kaos tipis yang masih melekat, ia kembali merebut bibir Kanara, lebih rakus, lebih menuntut.“Kenapa kau harus membuatku gila seperti ini…” desis Arga di sela ciuman, suaranya serak.Kanara menutup mata, air matanya kembali mengalir meski bibirnya tak lepas dari Arga. “Karena aku juga tidak pernah bisa berhenti merindukanmu.”Ciuman itu berlanjut, semakin panas. Tapi di balik semua
Huling Na-update : 2025-09-17 Magbasa pa