Ciuman itu semakin dalam, tidak lagi sekadar kecupan singkat. Arga menahan tengkuk Kanara dengan lembut, seolah takut ia menjauh, sementara Kanara merasakan jantungnya berdegup tak beraturan.Tangannya yang semula terkulai kini perlahan bergerak, meraih bahu Arga, menggenggam kain kemejanya. Ada ragu di awal, tapi tubuhnya sendiri menyerah pada kedekatan itu.Arga menariknya lebih dekat, menghapus jarak di antara mereka. Nafas mereka mulai memburu, hangat dan bercampur, memenuhi ruang hening apartemen.“Kanara…” suara Arga terdengar rendah, serak, begitu dekat di bibirnya.Kanara membuka mata sejenak, menatap wajah pria itu dari jarak yang nyaris tak ada. Ada sesuatu di sorot mata Arga, bukan hanya hasrat, tapi juga rasa memiliki yang begitu kuat. Tatapan itu membuat dadanya bergetar.Ia tak berkata apa-apa, hanya menunduk kembali, membiarkan bibir mereka bersatu lagi, lebih lama, lebih dalam. Jari-jarinya kini bergerak menyusuri garis rahang Arga, lalu berhenti di dada bidangnya.Arg
Huling Na-update : 2025-09-05 Magbasa pa