Setelah menatap dengan saksama, Aditya mengenali pria yang mengetuk pintunya adalah Revan, perwakilan dari V-Inno yang saat ini sedang intens berkomunikasi dengannya tentang rencana kerja sama perusahaan mereka.Aditya menelan ludah. “Apa yang dia lakukan di sini?” gumamnya pelan, dengan otak yang berpikir keras mencari alasan yang tepat saat membuka pintu nanti.Sementara itu, Naira hanya sempat memejamkan mata, seolah Tuhan mengirimkan pertolongan di detik terakhir.“Pak Aditya,” suara Revan kembali terdengar, lebih mendesak tapi tetap santun, “Apa ada masalah?”Aditya menarik napas panjang, mencoba menutupi gugupnya.Dalam sekejap, topengnya kembali terpasang, wajah tenang, senyum palsu, tapi tatap matanya tak bisa berbohong, kegugupan kebingungan sangat kental dan kentara.Lalu akhirnya Aditya menekan tombol untuk menurunkan kaca mobil perlahan. Sebelum Revan semakin curiga.“Oh… Pak Revan,” sapa Aditya dengan suara yang terdengar ringan, seolah tidak terjadi apa-apa.“Saya perhat
Last Updated : 2025-10-28 Read more