"Terapisnya udah sampai, Mas. Lagi nunggu di bawah kata Mama," ucap Nayara, tangannya masih asyik memainkan ponsel berbalas pesan dengan mama mertuanya.Hari-hari berlalu cepat, Devanka masih rutin menjalani terapi dan hari ini tiba jadwal yang ketiga. Ia mengangguk, mengenakan setelan santai dan turun bersama istrinya ke lantai dasar menggunakan lift.Ruang gym kecil di lantai satu diubah menjadi ruang terapi lengkap dengan alat-alat khusus.Seorang fisioterapis profesional mendekatinya dengan senyum ramah. “Pak Dev, ayo angkat tangannya pelan-pelan. Jangan pakai tenaga penuh, yang penting gerakannya stabil,” ucapnya sabar.Devanka berulang kali meringis, keringat menetes dari pelipisnya. “Hhh … masih sedikit nyeri kalau dipaksa.”Nayara duduk di samping, menggenggam tangan kanan suaminya memberi semangat. “Sabar, ya, Mas. Kalau nggak dilatih, ototnya malah kaku. Kamu, kan, ingin cepat sembuh.”Devanka menoleh, meski napasnya terengah, ia memaksakan senyum kecil. “Kalau ada kamu di
Last Updated : 2025-09-03 Read more