Cahaya redup dari lampu kamar rawat membuat suasana terasa hening dan sakral. Suara mesin monitor jantung yang berdetak pelan menjadi satu-satunya pengingat bahwa waktu masih berjalan, meski perlahan. Afie duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan ibunya erat, berusaha menghangatkan jari-jari yang sudah terasa begitu dingin. “Bu… jangan banyak bicara dulu, ya. Ibu butuh istirahat,” ucap Afie pelan, mencoba menenangkan. Namun, sorot mata ibunya terlihat begitu serius. “Afie,” suara ibunya parau, tapi setiap kata keluar penuh tekad. “Dengarkan ibu baik-baik. Waktu Ibu… tidak banyak lagi. Ada hal yang harus kamu tahu.” Afie langsung menggeleng, matanya berkaca-kaca. “Jangan bicara begitu, bu. Ibu pasti kuat. Dokter bilang...” “Sayang,” sang ibu memotong lembut, meski suaranya terputus-putus. “Kamu harus siap. Ibu i
Terakhir Diperbarui : 2025-10-17 Baca selengkapnya