Ruangan Gian masih terasa panas setelah pertengkaran yang barusan terjadi. Tangan Gian yang menggenggam lengan Afie masih bergetar, sementara Afie menunduk, berusaha melepaskan diri dengan pelan. “Pak Gian… lepaskan kau, kau menyakitiku” suaranya bergetar, matanya sudah sembab karena tangis, berharap pria ini sedikit melunak. Gian menatapnya lama. Ada api yang masih menyala, tapi juga ada kegamangan yang tak bisa ia sembunyikan. Ia sendiri tidak paham mengapa begitu sulit baginya membiarkan Afie pergi. Logika dan emosinya saling berperang, ia ingin marah, tapi juga tidak bisa melampiaskannya.. Akhirnya, dengan gerakan pelan, Gian melonggarkan genggamannya. Afie segera menarik tangannya, lalu menjauh tak ingin Gian kembali melakukannya lagi. “Kalau memang kau benci aku, kenapa kau tahan aku? Kenapa kau tidak biarkan aku pergi. bukan kah sangat mudah bagimu untuk menyingkirkan aku ?” suara Afie lirih, tapi penuh luka. "Maafkan aku Fie, aku tak ingin melakukan ini., tapi s
Last Updated : 2025-10-13 Read more