Afie berusaha menarik pergelangan tangannya, tapi cengkeraman Gian terlalu kuat. "Lepaskan, apa bapak tidak malu, kita jadi tontonan semua orang" Rasa sakit menjalar dari kulit hingga ke tulang. Matanya terpejam, air mata akhirnya tumpah tanpa bisa ditahan lagi. Tubuhnya gemetar, bukan hanya karena nyeri, tapi juga karena perasaan yang bercampur aduk, takut, kecewa, marah, dan… patah hati. “Lepaskan aku…lepaskan ” suaranya lirih, nyaris tak terdengar, hanya sebuah permohonan yang keluar dari bibirnya yang bergetar. Gian tidak langsung melepaskan. Matanya menatap Afie seakan wanita itu adalah satu-satunya hal yang bisa membuatnya tetap waras, sekaligus orang yang menghancurkan dirinya perlahan. “Aku nggak bisa, Afie, Kau tidak boleh berhenti.
Last Updated : 2025-10-20 Read more