Udara pagi di kantor terasa lebih hangat dari biasanya. Matahari menembus jendela kaca besar, memantul di lantai marmer dan menyebarkan cahaya lembut ke seluruh ruangan.Suara ketukan keyboard, percakapan ringan staf, dan aroma kopi memenuhi udara, membentuk ritme normal kantor yang biasanya nyaman. Tapi bagi Gian, semuanya terasa hampa, seperti musik indah tanpa melodi.Matanya tak lepas dari sosok Afie. Gadis itu sedang menata dokumen di mejanya, gerakannya teratur dan penuh fokus.Setiap gerakan, sekecil apa pun, seakan menorehkan jarum di hati Gian. Ia berdiri di dekat jendela, pandangannya melayang ke luar, mencoba menenangkan diri, tapi hatinya berkecamuk.Kata-kata Afie semalam,“Kamu terlambat, Mas Gian,” terus terngiang di telinganya.Sakitnya menusuk, perih dan mengaduk emosi yang selama ini disimpan. Aneh, meski perih itu terasa, ia tidak ingin menyerah.Justru rasa sakit itu menyalakan tekad baru dalam hatinya,
Last Updated : 2025-10-27 Read more