Bianca menatap Keiran, amarah dan kekecewaan bercampur aduk. Ia ingin melawan, tapi ancaman Keiran dan peringatan Dr. Lim membuatnya terpojok. Ia menghela napas panjang, putus asa karena merasa tidak bisa membuat pilihan atas ‘tangan’nya sendiri. Bianca mendapat ide tentang satu cara lagi.Ia meraih ponselnya, mencari kontak atasannya. Tangannya sedikit gemetar saat ia menekan tombol panggil. Keiran berdiri tegak di depannya, menatap tajam, seolah siap memotong percakapan kapan saja."Halo, Pak?" suara Bianca terdengar lelah, mencoba tetap profesional. "Maaf mengganggu malam-malam begini. Saya... saya mau menjelaskan tentang lengan saya."Ada jeda di ujung telepon, lalu suara berat atasannya terdengar, dipenuhi kekesalan. "Apa lagi ini, Bianca? Saya sudah bilang, proyek ini tidak bisa ditunda!"Bianca mencoba menjelaskan, "Saya tahu, Pak. Tapi dokter saya bilang, ada infeksi dan otot saya terluka. Saya harus operasi secepatnya.""Operasi?" bentak s
Last Updated : 2025-09-02 Read more