Pagi Jakarta baru saja bangun. Langit masih pucat, biru bercampur abu-abu, dengan sisa kabut polusi yang pelan-pelan tersapu sinar matahari. Jalanan di kawasan yang biasanya ramai, kini relatif lengang—hanya ada pesepeda, pelari, dan suara sepatu olahraga yang sesekali memantul di trotoar. Lia menarik nafas panjang di balik masker tipisnya. Udara pagi ini terasa sedikit lebih bersahabat. Damian sudah lebih dulu menunggu di tepi jalan, duduk santai di atas sepedanya yang hitam doff. Kaos olahraga yang ia pakai basah di bagian punggung, mungkin karena ia sudah pemanasan lebih dulu. Begitu melihat Lia datang mendorong sepedanya, Damian langsung bersuara, “Lama lo. Masa gue harus jemput biar cepet?” Lia mendengus, malas menanggapi. “Dikira bangun tidur langsung naik sepeda? Cuci muka dulu lah.” Damian hanya tedkekeh, lalu mulai mengayuh pelan. Lia buru-buru menyalakan aplikasi olahraganya, kemudian menyusul. Awalnya mereka diam saja, hanya ditemani suara ban sepeda yang berputar di atas
Last Updated : 2025-09-29 Read more