Semua Bab Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku: Bab 221 - Bab 230

Vanessa berdiri di depan pintu, memandang tiga orang yang duduk di sofa. Harus diakui, pemandangan seperti ini cukup enak dipandang. Ada pria tampan, wanita cantik, dan anak kecil yang manis meski sakit-sakitan.Jika pria itu bukan putranya dan anak kecil itu bukan cucunya, Vanessa pasti akan tersenyum saat melihat pemandangan seperti ini. Namun, saat ini dia tidak bisa tersenyum.Pandangan Vanessa tertuju pada Sasha. Begitu teringat sikap Sasha yang pura-pura patuh saat di pantri, dia merasa geram sampai ingin menggertakkan gigi. Setiap kali melihat Sasha, dia akan teringat kejadian empat tahun lalu.Jika bukan karena kejadian malam itu, sekarang Nelly pasti sudah menjadi menantu Keluarga Khamauri. Vanessa juga pasti sudah punya cucu dari garis keturunan lain.Vanessa tahu bahwa keseluruhan kejadian itu tidak ada kaitannya dengan Sasha. Saat itu, Briar membujuknya untuk tidak memperkeruh masalah. Itu sebabnya, dia baru melepaskan Keluarga Aldiano.Vanessa berpikir, cukup satu kali saj

Keesokan paginya, Sasha terbangun karena dicium. Dia awalnya masih terlelap. Begitu ada yang menempel di bibirnya, dia seketika terbangun.Sasha masih berbaring di ranjang, sedangkan Briar sudah bersiap-siap dan mengenakan setelan jas rapi. Dia duduk di tepi ranjang seperti sebelumnya, lalu sedikit membungkuk sambil memainkan bibir Sasha.Sasha memalingkan wajahnya dua kali untuk menghindar. Dia sudah berhasil lolos, tetapi Briar meraih dagunya dan menciumnya dengan intens lagi.Setelah itu, Briar duduk tegak dan berucap, "Tidurlah sebentar lagi. Aku mau pergi bekerja."Sasha menendang Briar sembari mengeluh, "Aku lagi tidur dengan nyenyak. Kamu gila ya?"Briar sepertinya sudah menduga, jadi dia langsung meraih pergelangan kaki Sasha. Tenaganya tidak kuat. Dia mengusap pergelangan kaki Sasha dengan jempol dan mengingatkan, "Aku baca di internet, katanya gerakan yang terlalu kuat bisa memengaruhi perut. Kamu harus lebih hati-hati."Sasha mengatupkan bibir dan tidak berbicara. Tatapannya

Sepulang kerja pada sore hari, Briar bertemu Vanessa di koridor.Briar sedang berjalan menuju lift, tetapi Vanessa memanggilnya dan berujar, "Ayahmu ada jamuan malam ini. Dia barusan menelepon, katanya ada urusan yang membuatnya tertahan dan nggak sempat kembali. Jadi, terpaksa kamu yang harus pergi."Briar tertegun sejenak sebelum bertanya, "Jamuan perusahaan mana? Kalau sudah buat janji dari awal, bagaimana bisa nggak sempat kembali? Memangnya Ayah ke mana?"Vanessa juga kurang tahu. Damian yang menghubunginya. Dia hanya bilang tidak sempat kembali, lalu memintanya untuk menyuruh Briar pergi ke jamuan itu.Briar melirik waktu sekilas. Setelah ragu-ragu sebentar, akhirnya dia berucap, "Oke. Aku mengerti."Briar berbalik kembali ke kantornya. Dia memanggil asistennya melalui interkom, lalu mengatur orang-orang yang akan ikut menghadiri jamuan malam ini.Pintu kantor terbuka. Setelah pulang kerja, Rizky datang untuk melihat-lihat. Lantaran terkejut, dia masuk dan bertanya, "Kamu belum p

Setibanya di rumah lama, Briar ikut Sasha kembali ke kamar. Ketika hendak masuk ke kamar mandi, Briar tertegun. Setelah memandang wastafel beberapa detik, dia bertanya, "Sasha, mana barang-barangku?"Sasha merapikan selimut di ranjang sambil menjawab, "Di kamarmu sendiri."Ketika Briar berjalan keluar, Sasha menambahkan, "Semua barang-barangmu sudah dipindahkan kembali ke kamarmu."Selesai merapikan selimut, Sasha berdiri tegak menatap Briar. Dia menjelaskan, "Nenekmu yang minta pembantu datang memindahkannya."Mendengar penjelasan Sasha, Briar menghela napas lega dan berkata, "Begitu ya."Sasha berujar, "Aku sudah menghitungnya hari ini. Kandunganku sudah tiga bulan. Setelah melewati trimester pertama, kehamilanku sudah stabil. Nggak perlu ada yang menemani lagi. Aku bisa sendiri.""Itu maksudmu atau nenekku?" tanya Briar.Sasha menimpali, "Kami sama-sama berpikir begitu."Briar mengangguk seraya bertutur, "Oke, aku mengerti."Dengan sifat Briar yang mudah tersinggung, Sasha mengira B

Pada sore hari, Keluarga Kusman datang ke rumah lama Keluarga Khamauri.Saat itu, Sasha sedang membawa Cody ke halaman belakang untuk melihat ikan, sementara Briar pergi ke ruang tamu untuk mengambil buah. Briar pergi cukup lama. Dia baru kembali setelah belasan menit sambil membawa piring buah. Ekspresinya sangat muram.Sasha bertanya dengan bingung, "Ada apa?"Briar duduk di samping, lalu menjawab, "Nggak apa-apa."Begitu selesai melontarkan ucapan itu, Nelly muncul di pintu halaman belakang dan memanggil, "Briar."Sasha melirik sebentar dan langsung paham. Dia mengambil buah untuk Cody, lalu berujar, "Kita makan buah dulu ya."Nelly mendekat dengan agak gembira dan menyapa, "Halo, Cody. Lama nggak bertemu. Kangen aku nggak?"Cody menatap Nelly beberapa detik sebelum mengangguk seraya menyahut, "Kangen."Nelly sangat senang. Dia bertutur, "Aku juga kangen padamu."Nelly hendak mendekat untuk mengelus wajah Cody, tetapi Cody menghindar dan tidak membiarkan Nelly menyentuhnya.Nelly te