Sasha menatap wanita itu lekat-lekat, lalu tiba-tiba bertanya, "Kalian nggak punya anak, 'kan?"Dia sudah tinggal di apartemen ini cukup lama. Meski sering menghindari interaksi dengan tetangga, kalau tetangga punya anak, pasti tetap akan ketahuan.Wanita itu tertegun mendengar pertanyaan itu. Meski tidak paham maksudnya, dia tetap menggeleng. "Nggak ada."Sasha bertanya lagi, "Kalau begitu, kenapa kamu masih bertahan sama dia?"Nada bicaranya terdengar heran. "Terlepas dari apakah suamimu cuma membual atau benar-benar main tangan, soal dia sering melakukan kekerasan itu saja sudah cukup. Kenapa kamu bisa bertahan sampai sekarang?"Wanita itu terdiam cukup lama. Kemudian, dia menggigit bibirnya dan akhirnya berkata, "Dia kadang juga baik ke aku ... cuma kalau lagi emosi, dia jadi nggak bisa mengendalikan diri."Lift tiba di lantai satu, terdengar bunyi dentingan saat pintu terbuka. Sasha melangkah keluar dan wanita itu buru-buru menyusul dari belakang.Dia terus bicara, "Aku tahu kamu
Baca selengkapnya