Suara napas Kaisar terdengar semakin berat, seperti embusan terakhir dari musim yang hendak berganti. Dara Maneer berdiri di sisi ranjang, jari-jarinya mencengkeram kain sutra jubahnya sendiri, matanya nyaris tak berkedip menatap tubuh yang perlahan kehilangan cahaya kehidupan. Hening yang mencekam menggantung di ruang utama istana, hanya dipecahkan oleh suara tabib yang berulang kali memeriksa denyut nadi sang penguasa yang kini nyaris tak berdenyut.“Gara...” Suara serak itu kembali terdengar—lemah, parau, dan nyaris tak bisa dikenali.Adipati Gara sontak mengangkat kepala. Tubuhnya bergetar ketika matanya bertemu dengan pandangan sang Kaisar. “Saya di sini, Yang Mulia,” jawabnya pelan, suaranya menahan gejolak.“Balaskan... balaskan amarahku pada mereka,” ucap Kaisar lagi, satu-satu, dengan jeda panjang di antara setiap kata yang keluar dari bibir pucatnya. “Orang-orang Barat... tunjukkan kepada mereka... seperti apa kekuatan naga dari Timur...”Nada suaranya bergetar, seolah mem
Last Updated : 2025-10-30 Read more