Langkah Dalia berderap ringan menyusuri lorong kediaman perdana menteri, namun setiap hentakan tumitnya membawa bayangan berat di dalam dada. Begitu ia tiba di aula utama, mata seluruh penghuni ruangan langsung tertuju padanya. Perdana menteri duduk dengan wajah lelah, Gibran di sampingnya menunduk lesu.Dalia berhenti, menarik napas, lalu menyampaikan semua hal yang baru saja ia dengar dari bibir Salsa. Ia bercerita dengan ekspresi sedih yang terlatih, bagaimana Salsa menyebut mereka sekeluarga sebagai orang munafik, bagaimana gadis itu bersumpah tak lagi menganggap diri bagian dari keluarga Ishraq.Perdana menteri menunduk, rautnya suram. Gibran mengepalkan tangan, wajahnya pucat bercampur marah.“Tidak masuk akal… dia benar-benar mengatakan itu?” suara Gibran nyaris pecah.Dalia menundukkan kepala, pura-pura berat menahan air mata. “Aku juga berharap itu hanya gurauan, tapi dia mengatakannya dengan penuh keyakinan,
Last Updated : 2025-09-16 Read more