Aluna menatap bayangan samar di panel kaca itu, rasa dingin menyelimuti dirinya. Ia meraih tangan Nayla, erat. “Nayla, lihat itu,” bisik Aluna, suaranya tegang. Nayla, yang sedang menjelaskan presentasi di laptop, menoleh ke arah yang ditunjuk Aluna. “Lihat apa, Aluna? Cuma refleksi kita, kan?” “Bukan. Di gedung seberang. Di sana,” Aluna menunjuk dengan dagunya, ke arah jendela gedung pencakar langit yang paling tinggi, tepat menghadap ke ruang kerja Raka. Nayla menyipitkan mata. “Gedung CEO Rendra? Kenapa? Hanya gedung tinggi biasa.” “Tadi… Aku melihat bayangan seseorang. Seorang wanita. Dia melihat ke arah sini. Dan dia memegang sesuatu yang berkilauan,” ujar Aluna, napasnya sedikit memburu. Nayla menoleh lagi, mencoba mengamati dengan seksama. “Mungkin cuma pantulan matahari, Aluna. Atau orang kantoran biasa yang sedang melihat pemandangan. Jangan paranoid, Sayang. Kita aman di sini. Raka sudah pasang keamanan berlapis, bahkan drone pengawas ada di luar.” “Tapi Nay…
Last Updated : 2025-10-18 Read more