Di bawah cahaya lampu kamar yang temaram, Alvian mencium Kayla dengan penuh gairah, perlahan melepaskan pakaiannya, menikmati setiap sentuhan yang kini sangat ia inginkan, meski terlarang di mata dunia.“Aku mencintaimu, Kayla,” bisik Alvian, suaranya penuh pengakuan yang ia tahan terlalu lama.Kayla tertawa kecil, kemenangan yang sinis terdengar di sela napasnya. “Aku juga mencintaimu, Alvian. Lindungi aku… dan aku akan selalu membuatmu bahagia.”Hari itu, di vila persembunyian, Alvian dan Kayla tenggelam dalam gairah terlarang, sebuah pelarian yang mereka yakini adalah awal dari ‘hidup baru’ mereka.Namun, sentuhan Alvian terhenti saat ponsel Kayla berdering keras. Tubuh Kayla sudah berada di bawah kungkungan Alvian, hanya terhalang beberapa lapis pakaian yang tersisa. Suara dering ponsel itu terus terdengar, membuat Kayla meraih ponsel yang tergeletak di nakas.Mama. Nama itu muncul di layar ponsel.“Alvian, Mama telepo
Huling Na-update : 2025-11-09 Magbasa pa