Malam itu, dinginnya udara pegunungan terasa menusuk di kulit, tetapi di dalam hati Aluna, kehangatan yang diberikan Raka telah meleburkan semua rasa dingin di tubuhnya. Setelah keputusannya untuk menemui Alvian disetujui Raka, meskipun dengan syarat ketat, Aluna merasa lega. Raka benar-benar pahlawannya, selalu peduli dan melindunginya.Saat senja menjelang, Raka meminta Aluna bersiap. “Ini malam terakhir kita di sini, Sayang. Malam terakhir liburan kita. Aku punya satu kejutan lagi sebelum kita kembali ke realitas,” bisik Raka, matanya berkilat penuh misteri.Aluna hanya mengenakan piyama sutra tebal dan mantel wol, karena Raka tidak mengizinkannya memakai gaun pesta yang rumit. “Ke mana, Raka? Gua hanya pakai piyama,” tanya Aluna, sedikit cemas.Raka mencium keningnya, memegang tangannya erat. “Perfect. Lo nggak perlu pakai gaun agar terlihat cantik, Sayang. Lo paling cantik saat bangun tidur, bahkan.. Saat tanpa apa pun,” goda Raka, menyentuh lembut pipi Aluna.Aluna memerah,
Huling Na-update : 2025-11-15 Magbasa pa