Pagi itu semua berkumpul di ruang rapat Wijaya Group. Mereka berada di satu meja panjang berlapis kaca hitam berkilau, kursi kulit elegan tampak berjajar rapi. Di ujung meja, Raka duduk tegak dengan jas hitamnya, aura CEO dingin dan berwibawa menyelimuti ruangan.Aluna duduk di sampingnya, terlihat canggung. Jemarinya gelisah, tapi genggaman tangan Raka yang hangat membuat jantungnya sedikit tenang.Pak Ardian, Bu Tania, Pak Dirga, Nyonya Lestari, dan Kayla duduk di seberang. Atmosfer penuh ketegangan, seperti rapat dewan perang.Raka membuka suara, tenang tapi tegas. “Terima kasih sudah hadir. Saya undang kalian pagi ini bukan sekadar rapat keluarga, tapi untuk membuka kebenaran yang sudah lama dikubur.”Suasana mendadak hening. Aluna menoleh, menatap Raka gugup. Pria itu sekilas meliriknya, lalu menepuk punggung tangannya lembut, gestur kecil yang membuat Aluna nyaris meleleh di kursinya.“Di depan kal
Last Updated : 2025-09-15 Read more