Alisha menatapnya panik. “Van…?” Tidak ada jawaban. “Revan…” panggilnya lagi, lebih pelan, tapi tetap tak ada jawaban. Pria itu hanya diam, kepalanya tenggelam di lipatan lengannya. Sial, pikirnya. Malam ini harusnya nggak kayak gini. Ia menepuk bahu Revan pelan, lalu lebih keras. “Van, hey, bangun. Udah malam banget.” Tapi Revan hanya mengerang pelan, tanpa membuka mata. Alisha menatap gelas-gelas kosong di depan mereka, banyak, terlalu banyak. Ia mendengus, lalu berdiri, meraih tas kecilnya yang tergeletak di kursi. “Ya Ampun, kamu nyusahin banget sih,” gumamnya pelan, tapi dengan nada jengkel yang tak bisa ia sembunyikan. Ia melirik ke arah bartender yang memperhatikan dari jauh, lalu memberi isyarat dengan dagu. “Bantuin dong, dia nggak bisa jalan.” Bartender muda itu menatapnya sejenak, lalu menghela napas dan menghampiri. Mereka mencoba menegakkan tubuh Revan. Pria itu setengah sadar, matanya hanya terbuka sedikit, seperti tak tahu dimana dirinya berada.
Last Updated : 2025-10-22 Read more