Alya refleks menoleh ke arah pintu. “Siapa, Van?” tanyanya pelan. Revan menghela napas, berusaha menenangkan diri. “Aku liat dulu,” ucapnya singkat. Ia berdiri, melangkah ke arah pintu dengan langkah berat. Begitu pintu terbuka, sorot matanya langsung berubah tajam. Di ambang pintu berdiri Rafi, dengan senyum tipis di wajahnya. Di belakangnya, Maya berdiri tegak, menatap pemandangan di depan matanya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Ada ketidaksukaan samar di sana, terutama saat menyadari Revan berada di kamar Alya. Revan menatap Rafi tajam, nadanya rendah tapi dingin. “Ngapain kamu ke sini?” Sebelum Rafi sempat menjawab, Maya mendahului, nadanya terdengar datar namun terkontrol. “Ini, katanya Rafi mau jengukin Alya.” Revan tak menanggapi ucapan Maya sedikit pun. Tatapannya tetap tertuju pada Raffi dingin, menusuk, penuh peringatan. “Alya lagi istirahat,” ujarnya datar, suaranya rendah tapi tegas. “Nggak bisa diganggu.” Dari arah tempat tidur, suara Alya terdenga
Last Updated : 2025-10-08 Read more