Alya sedang membungkuk di depan lemari, ia meraih baju-bajunya satu per satu dan melemparkannya ke dalam koper yang terbuka lebar di lantai. Gerakannya tergesa-gesa, kacau, seperti seseorang yang sedang lari dari sesuatu yang jauh lebih menakutkan daripada Revan, daripada Arman, daripada seluruh keributan di bawah tadi.Revan berdiri di ambang pintu, tertegun. Nafasnya sempat terhenti. “Alya, kamu mau ke mana?” suaranya datar, nadanya terdengar panik.Alya tidak menjawab. Tidak menoleh. Tidak memberi satu pun reaksi selain terus memasukkan baju, cepat dan gemetar.Revan melangkah masuk. “Alya,” panggilnya lagi, lebih keras. Alya tetap tidak menoleh.Revan akhirnya mendekat, meraih pergelangan tangan Alya, menghentikan gerakan gadis itu. “Alya, kamu mau kemana?” tanyanya penuh rasa ingin tahu.Alya menepis tangannya, kasar. Bukan seperti biasanya, bukan seperti Alya yang selama ini ia kenal. “Lepasin aku,” desisnya, suaranya pelan, tapi penuh ledakan yang ia tahan susah payah.Ia ke
Last Updated : 2025-11-18 Read more