Minggu pagi itu, matahari baru naik, cahaya lembut masuk lewat jendela ruang makan. Alisya sudah bangun sejak subuh, menyiapkan sarapan, menyapu halaman, dan membereskan kamar. Tubuhnya masih letih setelah semalam tertahan tangis, tapi ia memaksa diri tetap bergerak. Ia tahu, jika terlambat sedikit saja, ibu mertua akan kembali mengomel.Di meja makan, ia menaruh piring berisi nasi uduk, telur balado, dan tahu goreng. Aromanya cukup harum, ia berharap pagi ini suasana bisa sedikit tenang.Namun begitu duduk, ibu mertua langsung bersuara. “Lis, kamu jangan lupa, siang ini saya ada arisan sama keluarga besar. Kamu nanti siapin aja kendaraan biar bisa antar.”Alisya menoleh sekilas, lalu mengangguk. “Baik, Bu. Nanti saya minta Mas Dhimas antar.”Ibu mertua mendengus. “Kalau Dhimas sibuk, kamu yang urus. Pokoknya jangan bikin saya malu. Orang-orang di arisan itu semuanya pada pakai bagus-bagus, jangan sampai saya kelihatan sederh
Last Updated : 2025-09-11 Read more