Di sisi lain, Amara duduk di kafe kecil, menunggu seseorang. Tak lama, datang seorang pria paruh baya dengan wajah penuh kewaspadaan. “Sudah lama,” sapa pria itu. Amara tersenyum tipis. “Aku butuh bantuanmu. Akan ada cerita besar. Tapi aku tidak ingin ini jadi gosip murahan. Aku ingin investigasi yang rapi, berbasis data, dan kuat di mata hukum.” Pria itu mengernyit. “Kamu tahu siapa yang kamu lawan, ‘kan?” “Justru karena aku tahu, aku datang padamu,” jawab Amara dingin. “Kalau kamu takut, aku akan cari orang lain. Tapi kalau kamu berani, kamu akan jadi jurnalis yang pertama membuka borok salah satu pengusaha terbesar negeri ini.” Pria itu terdiam lama, lalu tersenyum samar. “Kamu belum berubah, Amara. Baiklah. Aku ikut.” Di waktu yang sama, di kantornya, Rayden menatap laporan keuangan yang baru saja diterimanya. Salah satu stafnya melapor bahwa ada permintaan akses data transaksi lama dari pihak bank permintaan yang mencurigakan. Rayden menyipitkan mata. “Siapa yang berani us
Last Updated : 2025-10-14 Read more