Hujan menggantung di langit Jakarta seperti perasaan yang tak kunjung reda. Rintiknya belum turun, tapi udara sudah terasa basah, mendung, dan penuh kemungkinan. Liora berdiri di depan jendela ruang kerjanya, menatap jauh ke luar, ke arah langit yang berwarna kelabu. Di tangannya ada cangkir kopi hitam yang mulai dingin. Di meja, berkas-berkas presentasi, laporan, dan memo internal menumpuk, tapi tak satupun yang menarik matanya. Ada sesuatu yang lain yang menguasai pikirannya. Atau seseorang. Malam tadi, Liora dan Mikael berjalan tanpa arah di sepanjang trotoar yang sepi. Hanya suara langkah kaki dan gemerisik angin malam yang menemani. Mereka tidak banyak bicara. Namun, keheningan itu bukan canggung, melainkan nyaman seolah mereka sedang mendengarkan detak hati masing-masing yang diam-diam mulai saling memahami. "Kalau semua ini berakhir, kamu mau ke mana?" tanya Mikael tiba-tiba, menghentikan langkahnya. Ia menatap Liora, bukan dengan intensitas posesif, tapi dengan rasa i
Last Updated : 2025-08-06 Read more