แชร์

Pelukan Tak Direncanakan

ผู้เขียน: Nona Lee
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-10-15 08:13:16

Rumah Andreas sudah sunyi.

Lampu-lampu gantung di ruang tamu menyala lembut, memantulkan bayangan samar di marmer lantai. Marlina duduk sendirian di kamar, memeluk lututnya. Matanya menerawang, pikirannya masih tertinggal pada ketegangan yang terjadi beberapa jam lalu antara Kevin dan Gino.

Tamu itu sudah pergi, tapi aroma teh dan tekanan emosinya masih menggantung di udara. Sejak tadi Marlina mendengar langkah Kevin mondar-mandir di ruang kerja. Tak ada suara marah, tapi keheningan itu jauh lebih menakutkan.

"Dia pasti marah," gumamnya lirih. "Aku benar-benar bodoh…"

Dia menunduk, menatap jemarinya sendiri. Dalam hati, Marlina tidak menyesal bertemu Gino, tapi dia menyesal karena pertemuan itu membuat Kevin salah paham lagi. Dia tahu lelaki itu keras kepala, namun di balik ketegasan dan dinginnya, Marlina mulai mengenal sisi lain yang lebih rumit, yang bahkan Kevin sendiri belum berani hadapi.

Udara malam semakin dingin. Marlina berdiri, berniat menyusul Kevin ke ruang kerja
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • MENIKAHI CEO AROGAN   Rencana Pengalihan Gosip

    Pagi itu, udara terasa dingin. Langit sedikit berawan, aroma embun masih tercium di halaman kediaman Davidson. Marlina baru saja keluar dari rumah sembari membawa tas kecil dan secangkir kopi di tangan, berniat mengantar Kevin yang hendak berangkat ke kantor. Dia terlihat sederhana tapi memesona, rambutnya tergerai lembut, mengenakan gaun hitam polos dengan jaket tipis. Kevin berdiri di samping mobil hitamnya, memeriksa ponsel sekilas, ekspresinya seperti biasa. Dingin, fokus, dan tanpa senyum. Namun di balik ketenangan itu, pikirannya masih dipenuhi oleh malam sebelumnya. Suara lembut Marlina, kalimat sederhana yang mengatakan "aku hanya ingin membantu". Kalimat itu terus bergaung di kepalanya, membuat hatinya berdenyut aneh setiap kali menatap wanita itu. "Pergilah, nanti kau terlambat," ucap Marlina pelan, tersenyum kecil. Kevin tidak menjawab. Dia hanya memandangi istrinya sejenak sebelum membuka pintu mobil. Namun sebelum sempat masuk, suara riuh tiba-tiba terdengar d

  • MENIKAHI CEO AROGAN   Langkah Sunyi Seorang Istri

    Pagi itu rumah keluarga Davidson terasa dingin dan sepi. Berita tentang gosip perselingkuhan masih mendominasi halaman depan setiap portal berita. Nama Marlina, Kevin, dan dua pria yang dikaitkan dengannya. Gino dan Jeno. Menjadi bahan perbincangan publik. Marlina duduk di ruang tamu, menatap layar ponselnya yang terus menampilkan komentar-komentar pedas dan foto-foto editan yang memalukan. Namun tidak ada satu pun air mata yang jatuh. Dia sudah menangis semalaman, sampai tak ada lagi yang tersisa. Yang ada kini hanyalah keinginan kuat untuk memperbaiki semuanya."Aku tidak akan biarkan nama Kevin jatuh karena aku..." gumamnya pelan sembari menggenggam ponselnya erat.Pelan-pelan dia menekan nama Jeno di daftar kontak. Nada sambung terdengar beberapa kali sebelum akhirnya suara lelaki muda itu muncul di seberang sana."Halo... Marlina?"Suara itu terdengar hati-hati, seolah Jeno pun sudah tahu seberapa besar keributan yang tengah melanda keluarga mereka. Marlina menarik napas pan

  • MENIKAHI CEO AROGAN   Gosip Yang Menyebar

    Pagi itu, udara di kota begitu dingin. Namun dinginnya tak seberapa dibanding hawa yang tiba-tiba menyelimuti rumah besar keluarga Davidson. Semuanya berawal dari satu notifikasi berita di ponsel Marlina."Menantu keluarga Davidson diduga berselingkuh dengan dua pria muda. Skandal memalukan mengguncang keluarga konglomerat tersebut." Judul itu begitu mencolok, diiringi sederet foto-foto buram. Hasil tangkapan kamera saat Marlina terlihat berbicara dengan Gino di butik, dan satu lagi ketika dia sempat berdiri cukup dekat dengan Jeno di lobi kantor Kevin. Kedua foto itu disusun dengan narasi licik, seolah Marlina bermain hati di belakang suaminya sendiri. Marlina membeku. Nafasnya tercekat, bibirnya bergetar. Dia menggulir layar dengan tangan gemetar, membaca setiap kalimat keji yang tertulis rapi."Menurut sumber dalam, hubungan dingin antara Kevin Andreas dan istrinya menjadi alasan sang menantu mencari pelampiasan dari dua pria sekaligus. Sahabat sang suami dan adik iparnya send

  • MENIKAHI CEO AROGAN   Pelukan Tak Direncanakan

    Rumah Andreas sudah sunyi. Lampu-lampu gantung di ruang tamu menyala lembut, memantulkan bayangan samar di marmer lantai. Marlina duduk sendirian di kamar, memeluk lututnya. Matanya menerawang, pikirannya masih tertinggal pada ketegangan yang terjadi beberapa jam lalu antara Kevin dan Gino. Tamu itu sudah pergi, tapi aroma teh dan tekanan emosinya masih menggantung di udara. Sejak tadi Marlina mendengar langkah Kevin mondar-mandir di ruang kerja. Tak ada suara marah, tapi keheningan itu jauh lebih menakutkan. "Dia pasti marah," gumamnya lirih. "Aku benar-benar bodoh…" Dia menunduk, menatap jemarinya sendiri. Dalam hati, Marlina tidak menyesal bertemu Gino, tapi dia menyesal karena pertemuan itu membuat Kevin salah paham lagi. Dia tahu lelaki itu keras kepala, namun di balik ketegasan dan dinginnya, Marlina mulai mengenal sisi lain yang lebih rumit, yang bahkan Kevin sendiri belum berani hadapi. Udara malam semakin dingin. Marlina berdiri, berniat menyusul Kevin ke ruang kerja

  • MENIKAHI CEO AROGAN   Pertemuan Tak Sengaja

    Pagi itu Marlina bangun dengan semangat yang berbeda. Tatapan di cermin terasa lebih hidup, tidak lagi seteduh dulu. Ada cahaya baru di matanya, semacam tekad untuk benar-benar menjadi perempuan yang layak disayangi. Dia tahu Kevin sedang di kantor, seperti biasa, tenggelam dalam tumpukan dokumen dan pertemuan penting. Tapi hari ini, Marlina ingin melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Sesuatu yang selama ini tidak pernah dia lakukan. Dengan mobil sopir pribadi, dia pergi ke salah satu butik besar di pusat kota. Ruangannya dipenuhi aroma lembut parfum mewah, cahaya lampu yang hangat, dan deretan gaun cantik yang berkilau di gantungan. Marlina menyentuh satu per satu kain dengan ujung jarinya lembut, seolah menelusuri sisi dirinya yang lama terkubur oleh luka dan ketakutan. "Aku ingin sesuatu yang… berbeda," katanya pada pramuniaga, suaranya lembut namun mantap. "Tidak terlalu mencolok, tapi membuatku terlihat hidup." Beberapa menit kemudian, dia sudah berdiri di depan

  • MENIKAHI CEO AROGAN   Sentuhan Yang Tidak Diakui

    Malam itu telah berlalu dalam diam yang aneh, hangat sekaligus penuh gairah. Udara kamar terasa lembut, hanya diselimuti aroma samar parfum Marlina yang masih tertinggal di udara. Tirai bergoyang perlahan, menyisakan cahaya bulan yang menembus lembut ke atas ranjang mereka. Marlina berbaring disamping Kevin. Matanya terpejam, tapi dadanya naik turun tak beraturan. Dia tidak sungguh-sungguh tidur, hanya pura-pura. Masih bisa dia rasakan denyut hangat di kulitnya, sisa dari malam yang penuh emosi dan kejujuran yang tak diucapkan. Di belakangnya, Kevin belum terlelap. Lelaki itu menatap punggung istrinya lama, pandangan yang tak bisa ia artikan sendiri. Ada sesuatu yang berbeda. Ada kehangatan yang aneh, sesuatu yang seharusnya tidak ia rasakan untuk wanita yang dulu hanya dia anggap sebagai istri kontrak. Tangannya perlahan bergerak, ragu di awal, namun akhirnya menyentuh lembut pipi Marlina. Belum pernah dia membelai seperti itu. Bukan dengan amarah, bukan dengan ego, melainkan d

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status