บททั้งหมดของ Penyakitku adalah Mencintaimu: บทที่ 81 - บทที่ 90

Sisy bertanya, "Apa anjing itu campuran samoyed dan golden retriever?""Hmm.""Kalau begitu, ibunya yang golden retriever atau ayahnya yang golden retriever?"Dunia anak-anak, selalu suka bertanya sampai ke akar-akarnya.Damar masuk, sikapnya cukup sabar."Paman juga nggak tahu. Waktu memeliharanya, Nemo sudah berusia tiga bulan."Puspa menggigit bibirnya.Pupil matanya sedikit bergetar.Anjing campuran samoyed dan golden retriever berusia tiga bulan?Ternyata dia ….Anjing yang dulu dipungutnya saat hujan.Benar-benar anjing yang dipungut Puspa.Namun, bukankah Damar pernah bilang .…"Aku nggak mau memeliharanya. Aku benci anjing.""Almira, kalau kamu bawa anjing itu ke apartemenku, aku akan buang ke tong sampah."Namun, ternyata Damar tetap memeliharanya.Sisy masih ingat ketika mengambil Toto dari bawah mobil Damar. "Paman Damar, apa Nemo kamu yang menemukannya? Dia sangat cantik."Suara Damar terdengar datar, juga sedikit serak, "Orang lain yang menemukannya, lalu melemparnya ke ru

Damar hanya tersenyum tipis."Dokter mau bilang apa, terserah. Aku anggap, Dokter sudah menyetujui operasi ini."Puspa akhirnya berkata …."Teman sekolah."Puspa menambahkan, "Aku dan dia teman sekolah …."Ariel menganggukkan kepalanya."Sudah mulai pacaran sejak masa sekolah?"Puspa mulai menghapus bayangan "sosok dokter bedah jantung nomor satu di rumah sakit pusat dengan reputasi tinggi" yang dimilikinya tentang Dokter Ariel.Orang di depannya ini, ternyata sama saja seperti kakek-kakek yang menari di alun-alun bersama Nenek Aryani.Bahkan, omongannya sering kali mengejutkan."Dokter Ariel, jangan bercanda. Anakku sudah enam tahun."Ariel mengangkat tangannya sedikit untuk menaikkan kacamatanya. "Ah, itu wajar saja. Kalian mungkin mengira aku ini kaku. Padahal, aku berpikiran terbuka. Kalau kalian memang pacaran, aku justru senang. Dia jarang sekali punya pacar."Damar bahkan untuk pertama kalinya "memohon" pada Ariel untuk mengoperasi seorang anak kecil.Suara ketukan di pintu memo

Sekarang, para kakek nenek cerewet di gerbang desa itu ….Sepertinya berkurang beberapa.Dalam beberapa tahun terakhir, mereka satu per satu meninggal karena sakit.Yang lama meninggal, yang baru menggantikan.Di suatu desa, tidak pernah kekurangan orang yang suka bergosip.Saat Puspa melangkah masuk, ada yang bertanya padanya, "Mencari saudara dari keluarga mana?"Puspa tidak menghiraukannya.Barang-barang yang dia bawa di kedua tangannya cukup berat. Puspa pun langsung berjalan masuk.Rumah Ajeng berada di ujung gang, dengan pintu besi bercat merah. Puspa membuka pintu dengan kunci. Di halaman, Nenek sedang mencuci pakaian. Di kakinya, ada dua kucing belang sedang duduk manis.Melihat Puspa, Nenek tertegun sejenak, lalu berdiri sambil mengelap tangannya."Kamu ini, kenapa tiba-tiba pulang nggak bilang dulu?"Puspa bergegas mendekat.Lalu meletakkan barang yang dibawanya."Bukankah sudah kubelikan mesin cuci? Cuaca sedingin ini, pakai mesin cuci saja.""Cuma dua potong pakaian. Pakai

Meskipun Damar bersikap sangat dingin dan menjaga jarak darinya, jika mereka sampai benar-benar memiliki hubungan fisik, bahkan meski sebenarnya tidak terjadi apa-apa, selama mereka berdua pernah tidur di ranjang yang sama, Keluarga Abimanyu pasti akan memaksa Damar untuk menikahinya.Kirani mendengar, jika baru-baru ini Damar dijodohkan dengan putri Keluarga Lingga.Kedua keluarga memang punya rencana untuk menikahkan mereka.Jika demikian, kenapa dia tidak boleh?Damar sedang mabuk.Kesadarannya mengabur.Ditambah lagi, selama beberapa hari di Kota Alaya, Damar agak tidak cocok dengan lingkungan setempat.Setiap kali meninggalkan Kota Solana dan pergi ke kota lain, Damar memang butuh waktu untuk beradaptasi.Kepala Damar yang sejak awal sudah terasa berat, kini makin dipenuhi rasa pening karena minuman di jamuan malam ini.Tiba-tiba, wajah Puspa mendekat, disertai aroma parfum wanita yang begitu kuat, wangi mawar yang pekat, yang seakan membakar udara.Itu bukan aroma tubuh Puspa.Pu

Beberapa hari ini, selain menerima satu pesan singkat yang mengganggu itu, tidak ada hal lain yang terjadi pada Puspa. Puspa pun lama-kelamaan melupakan kejadian itu.Hidup Puspa berjalan seperti biasa. Saat mengantar dan menjemput Sisy berangkat dan pulang sekolah, Puspa terkadang bertemu dengan Leo.Yang menjemput Leo ….Kadang adalah Bibi Astri, kadang sopir dan dua kali Puspa pernah bertemu dengan Naira.Namun, Puspa belum pernah melihat Damar.Setiap kali melihat Puspa dari kejauhan, Leo akan melambaikan tangan, memanggilnya, lalu berlari menghampirinya.Puspa menyadari, dalam setengah bulan terakhir, Leo menjadi sedikit kurus.Puspa pun membelai pipi Leo sambil sedikit membungkuk dan tersenyum."Pupus, ayo kita makan pangsit kuah. Dulu kan kamu pernah janji padaku."Hari ini yang menjemput Leo adalah Naira. Begitu turun dari mobil, saat Puspa mendongak, pandangan mereka bertemu, lalu keduanya sama-sama tersenyum tipis. Naira mendekat dan mengusap belakang kepala putranya."Bebera