Malam itu, meja makan keluarga Hendra tampak hangat. Aroma sup hangat bercampur nasi putih mengepul, sementara gelak tawa terdengar riang. Hilda berceloteh tentang kampusnya, Faisal sesekali menyela dengan gurauan khas remaja, membuat ibunya, Lestari, menepuk pelan lengannya sambil tersenyum geli. Pak Hendra dengan wajah sumringah menatap keluarganya, lalu membuka percakapan yang sejak tadi ia tahan. "Kalau kabar yang Bapak dengar benar. Beberapa hari lagi, abang kalian Badai akan kembali bertugas di sini. Sudah lama ia bertugas di luar daerah," katanya sambil menuangkan air ke cangkir. Hilda spontan bertepuk tangan, "Wah, akhirnya! aku sudah lama kangen sama Bang Badai, Rumah kita lengkap lagi." Faisal yang sedang asyik mengunyah, langsung nyeletuk, "Kalau Bang Badai di sini, aku makin disiplin jadinya, setiap pagi bangun harus olah raga." Semua tertawa mendengar kata-katanya. Lestari mengusap lembut bahu putra bungsunya, "tapi kamu mau kan jadi seperti abangmu? makanya d
Last Updated : 2025-10-13 Read more