Renxia menunduk, bibirnya bergetar hebat. Pertanyaan Andre menekan pikirannya, membuat semua rasa sakit yang ia tahan sejak tadi meledak begitu saja. Ia menggeleng lemah, lalu menutup wajah dengan kedua tangannya.“Aku … aku nggak tahu, Andre. Aku nggak tahu harus bagaimana …” suaranya pecah, tangisnya akhirnya tumpah tanpa bisa lagi ia kendalikan. Bahunya terguncang, air mata mengalir deras membasahi jemarinya sendiri.Ia jatuh terduduk di anak tangga, lututnya terlipat lemas. “Kalau aku salah langkah, semua akan hancur. Aku nggak mau … tapi aku juga nggak kuat lagi …”Andre terdiam sejenak, menatapnya dari atas. Ada sesuatu di matanya yang sulit ditebak, antara kasihan, marah, dan juga rasa yang sejak tadi ia tahan. Ia turun satu anak tangga, lalu jongkok di hadapan Renxia.Tangannya bergerak cepat, menyingkirkan jemari Renxia yang menutupi wajah. Ia memaksa gadis itu menatapnya. “Hei. Lihat aku.” Suaranya dalam, tegas, tapi bukan marah, melainkan lebih seperti desakan yang tidak me
Last Updated : 2025-09-22 Read more