"Huhu ...." Dalam sekejap, segala emosi yang kutahan selama ini langsung menyeruak, membuatku menangis tersedu-sedu."Olivia, menangislah. Keluarkan semua, nanti kamu akan merasa lebih lega." Ibuku mendekat, lalu memelukku dengan lembut.Sejak kecil, aku selalu menjadi putri kecil di keluarga ini, jarang ada yang berani menggangguku. Aku juga hampir tak pernah menangis di hadapan ibuku.Sementara ayahku, meskipun masih menampilkan senyuman di wajahnya, tatapannya tetap tampak serius.Jelas, mereka sudah tahu tentang masalah yang terjadi di perusahaan. Namun di hadapanku, mereka masih berusaha tersenyum."Sudahlah, jangan nangis lagi. Sudah malam, pasti kamu lapar. Ayo makan dulu, semua ini masakan favoritmu." Ibuku membawaku ke ruang makan. Di meja sudah tersaji semua hidangan yang paling kusukai. Setiap masakan itu membawa kenangan terindah selama aku tinggal di rumah ini."Kamu ini, dari kecil selalu cuma kasih kabar baik, nggak pernah cerita yang buruk. Sekarang sudah sebesar ini ma
Read more