“Aku pesenin hotel aja ya, Kak.”Arvin menatap Gista. “Nggak boleh nginap di sini? Cuma semalam aja, Gis.”Gista berjalan ke dapur. Air panas yang tumpah sudah dibersihkan. Gista membuat teh untuk dirinya sendiri.“Aku ngerti situasi Kakak. Tapi …, kayaknya nggak mungkin Kak Arvin nginep di sini.” Arvin mengulang perkataannya. “Cuma semalam doang. Besok pagi beneran langsung cabut.”Gista mengangkat alis. Nada suaranya datar, tetapi tegas. “Justru karena ‘cuma semalam’, orang bisa salah paham. Kakak tahu gimana omongan orang kalau tahu nginep di sini.”“Ya udah, kalau takut orang tahu, aku bisa tidur di sofa, nggak masalah.”Gista menggeleng. “Bukan soal sofanya, Kak. Aku harus jaga jarak. Kakak temanku, bukan seseorang yang bisa dengan gampang aku biarin masuk ke ruang pribadiku.”Keheningan sejenak. Arvin menatap Gista, berharap ada celah. Namun, Gista tetap teguh.“Aku cariin hotel dekat sini ya, Kak. Aku pesenin lewat aplikasi sekarang.”Arvin menunduk, lalu tersenyum pahit. “Oke
Last Updated : 2025-09-01 Read more