“Begitukah?”Leon menoleh sedikit, sorot hitam matanya mengait Melina. “Tapi, dia tidak sepenuhnya salah.”“Kita memang nikah kontrak, tapi juga benaran nikah. Sebagai suami istri sungguhan, aku memang berkewajiban memenuhi kebutuhan biologismu.”Melina seketika kehabisan kata. Di bawah nada suara Leon yang serius, rasa gatal yang familiar kembali hidup.Kali ini bukan di paru-paru, melainkan di dada.Dia memalingkan wajah dengan kikuk, hendak menurunkan kaca jendela agar masuk angin segar.Namun, suara Leon yang amat tenang terdengar lagi.“Menurutmu, sehari harus berapa kali baru bisa dibilang cukup?”TOK!Tangan Melina selip, kepalanya hampir membentur kaca. “Aku... Pak Leon, hal seperti ini terlalu merepotkanmu. Bagaimana kalau kita bahas nanti-nanti saja?”Tiga tahun pacaran dengan Kevin, pria itu selalu sopan dan tak pernah membahas hal seperti ini.Jadi, Melina benar-benar tidak berpengalaman.Dada Leon bergetar tipis, seolah menahan tawa. Menatap gadis yang gagap sampai hampir
続きを読む