All Chapters of Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!: Chapter 31 - Chapter 40

Sedikit saja orang lain berbuat baik padanya, Kelly selalu ingin membalasnya berkali lipat.Setelah ragu sebentar, akhirnya dia memutuskan untuk membuka paket produk perawatan itu dan kembali memakai krim bayi lokal murah yang dia beli sendiri, hanya beberapa ribu per bungkus.Setelah beres-beres, waktu sudah jam sepuluh malam lewat. Sudah waktunya tidur.Dia mengambil ponselnya yang dalam mode senyap. Seperti biasa, sebelum tidur dia membalas semua pesan yang belum sempat dibalas.Murid yang meminta nomor Whatsappnya siang tadi mengirim pesan.Menanyakan dua pertanyaan seputar grammar.Meski lelah dan matanya sudah terasa berat, Kelly tetap merekam pesan suara dan menjelaskannya dengan sabar.Hingga murid itu membalas dan mengatakan sudah mengerti, lalu berterima kasih padanya.Barulah Kelly meletakkan ponselnya, mematikan lampu dan bersiap tidur.Begitu berbaring, perutnya langsung berbunyi keroncongan.Terakhir dia makan semangkuk mi sekitar pukul enam sore. Setelah mengajar, dia l

Jangan sampai nenek tahu kalau Kelly kerja paruh waktu di luar. Kalau sampai ketahuan, yang kena omel justru dirinya.“Baiklah, kalian pergi saja! Jangan pedulikan aku, aku atur waktuku sendiri.”Nyonya Sherly tersenyum senang sambil memandang mereka pergi.Mau tidak mau, Kelly pun ikut naik mobil Yoga.Sopir menutup pintu mobil dan menyalakan mesin, lalu melajukan mobil keluar dari Vila.Kelly mengucapkan terima kasih dengan pelan pada Yoga.Baru saja Yoga menolongnya keluar dari situasi canggung. Kalau bukan karena dia yang membantu, Kelly benar-benar tak tahu harus bagaimana menjelaskan pada Nyonya Sherly bahwa dirinya harus keluar untuk mengajar.Kelly merasa sepertinya pria ini tidak sedingin yang terlihat.Terkadang, dia juga cukup baik. Tadi malam, saat tahu dirinya lapar, Yoga turun untuk mengambilkan makanan. Pagi ini, saat Bibi Minah mengomentarinya dan membuatnya canggung, dia juga memberi isyarat pada Bibi Minah untuk tidak melanjutkan.Sekarang pun, saat tahu dirinya haru

Saat asisten memberikan kopi itu kepada Kelly, dia pun berkata, “Hani tiba-tiba baik seperti ini, pasti ada maksud tersembunyi.”“Hati-hati!”“Iya!”Kelly mengangguk, menatap kopi itu dan sedikit pusing.Kemarin Hani masih menyindir dan mengejeknya, hari ini malah membawakan kopi.Apalagi hanya membawakan untuk dirinya seorang.Kalau saja semua guru dapat, masih mending. Dirinya tak akan merasa secanggung ini.Sebenarnya dia tak mau menerima kopi itu.Kelly tidak suka berhutang budi. Saat pergi dengan teman pun selalu patungan. Kalau tidak sanggup bayar, dia akan memilih tidak ikut.Dia pun berpikir untuk memesankan makan siang untuk Hani.Namun, rasanya malah sengaja sekali.Akhirnya, dia menoleh melihat asistennya dan berkata, “Nanti siang aku traktir semua orang minum boba, tolong pesanin di tempat yang kalian beli. Aku bakal transfer uangnya ke kamu.”Dia sendiri tidak pernah pesan boba, jadi tidak tahu mana yang enak dan tidak terlalu memperhatikan merek kesukaan para guru.Namun,

Dilihat dari penampilannya hari ini, gayanya benar-benar terlihat royal.Pasti jumlahnya tidak sedikit.Hani dengan ramah menyapa mereka dan Kelly hanya membalas dengan anggukan, serta senyuman tipis.Asisten yang membawa kotak kemasan berdiri di sudut paling pojok.Dia sama sekali tidak mau melihat pandangan Hani.Orang ini benar-benar beracun.Mata duitan.Saat lift bergerak naik, kebetulan ada orang dari perusahaan lain. Jadi, Hani tidak leluasa mengobrol dengan mereka.Begitu keluar dari lift, dia langsung berkata, “Kelly, kita makan cemilan malam bersama yuk, setelah selesai mengajar nanti!”Sekarang dia sedang berusaha keras membangun hubungan baik dengan Kelly.Dia harus cepat-cepat masuk ke lingkaran sugar daddy Kelly, agar bisa memancing suami tajir.Bagaimanapun, usia Hani sudah tidak muda lagi.Kelly tidak tahu apa yang sebenarnya dipikirkan Hani, tapi yang jelas dia tidak berniat ikut.Setelah menolak dengan halus, asisten yang peka langsung menariknya pergi.Meninggalkan H

Apapun yang dia lakukan, selalu lamban.Tepat saat kesabaran pria itu hampir habis, akhirnya Kelly pun selesai mengganti sepatu. Begitu berdiri tegak, dia melihat Yoga berdiri tak jauh darinya.Wajahnya dingin dan menatapnya lekat-lekat.Seketika, rasa takut langsung memenuhi hati Kelly.Tadi saat berganti sepatu, dia sama sekali tidak sadar kalau pria itu ada di sana. Dia pikir Yoga sudah naik ke atas.Kelly pun berkata, “Maaf, aku nggak tahu kamu lagi menungguku.”Sebenarnya, Yoga mau langsung naik ke atas dan tidak menghiraukannya.Namun, teringat kalau dia takut gelap, akhirnya dia memilih berdiri di sini menunggunya.Tak disangka, ternyata hanya ganti sepatu saja lambat sekali!Yoga hanya mendengus dingin, tak berbicara lagi dan berbalik naik ke lantai dua.Kelly pun buru-buru mengikutinya.Begitu sampai di lantai dua, tepat sebelum pintu kamarnya tertutup, Kelly buru-buru mengucapkan terima kasih.Dia pun masuk ke kamarnya sendiri dan melirik jam, waktu sudah larut.Dia mengambil