Semua Bab Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!: Bab 41 - Bab 50

Baru beberapa hari tidak bertemu, penampilan dan aura Kelly berubah drastis.Wajahnya terlihat lebih segar dan cerah.Melihat pakaian yang dipakai Kelly, Selvi tersenyum sinis.Liana berkata, “Wah! Baru beberapa hari nggak ketemu, sudah berubah total, ya?!”“Baju dari mana ini?”Selvi menambahkan, “Jangan-jangan hadiah dari orang tua murid?Terdengar jelas sindiran dalam kata-kata mereka, Kelly bukan tak mendengarnya.Maksudnya jelas, menuduh dirinya punya hubungan tidak pantas dengan orang tua murid!Kelly menghentikan langkah, lalu menoleh dengan tatapan dingin ke arah Selvi.“Apa hubungannya denganmu”Tatapan dinginnya membuat emosi Selvi terbakar.Saat dia hendak membalas, Liana sudah lebih dulu berkata, “Kelly, kamu selalu makan di kantin subsidi setiap hari. Sekarang malah tampil secantik ini, jangan-jangan malah melakukan sesuatu yang memalukan?”Liana sama saja menuduhnya jual diri.Selama tiga tahun kuliah bersama, semua teman sekelas tahu betapa miskinnya Kelly.Setiap hari

Tentang apa saja yang diberikan Yoga padanya, Kelly tidak menceritakan secara detail.Tasya pun menghela napas pelan.“Kelly, aku nggak tahu apa yang sebenarnya kamu harapkan darinya, entah itu orangnya atau uangnya. Tapi, di dunia ini nggak ada rezeki yang jatuh dari langit.”“Kamu rugi besar kalau begini. Bagaimana bisa terjadi sampai begini?”“Kalau dia nggak punya keluarga, lalu kamu hamil, seharusnya dia menikahimu. Memberi kamu dan anakmu masa depan. Bukannya malah menjadikan kamu alat untuk melahirkan anak.”Begitu membahas ini, hati Kelly menjadi sesak.Yoga tidak mungkin menikahinya.Dia pun tidak pernah berniat menikah dengannya.Melihat ekspresi Kelly, Tasya langsung paham bahwa pria itu tidak mungkin menikahinya dan hanya menganggapnya alat untuk melahirkan anak.Dia merasa sayang sekali untuk Kelly.Tidak ada pria yang pantas membuat Kelly mengorbankan dirinya sampai sejauh ini.“Kelly, kamu hamil, lalu bagaimana dengan kuliahmu? Bagaimana kamu menjelaskannya pada keluarga

Dia menunjuk ke arah Kelly.Temannya langsung mengerti maksudnya, tersenyum dan memberi isyarat menyuruhnya pergi.Rido berjalan ke arah Kelly dan dudu di kursi sebelahnya, sudut bibirnya terangkat tipis.“Kelly, kamu nggak pergi kerja paruh waktu hari ini?”Biasanya di jam segini dia selalu bekerja paruh waktu, jadi melihatnya di perpustakaan hari ini cukup mengejutkan.Kelly mengangkat kepala, melihat Rido, lalu tersenyum tipis. “Iya, nggak pergi.”Tadi dia melamun saat di kelas, jadi ada satu materi yang tidak dia pahami.Rido itu murid berprestasi.Orang yang sangat pintar.Kelly bisa memintanya untuk menjelaskan.Kelly bertanya apakah Rido bisa?Karena ada satu materi kuliah tadi yang belum dia mengerti dan ingin memintanya menjelaskan.Tentu saja Rido sangat bersedia.Kelly menandai bagian yang tidak dia pahami, lalu Rido menjelaskan satu per satu.Penjelasan Rido sangat rinci dan Kelly mendengarkannya dengan sangat serius.Pemandangan keduanya duduk belajar bersama itu tampak s

Sebenarnya Kelly ingin menjelaskan kalau dirinya takut membuatnya menunggu lama, jadi tidak berani pergi ke kantin untuk makan.Namun, kesannya malah seperti sedang mencari alasan.Kelaparan sampai darah rendah itu memang cukup konyol.Apalagi dirinya sedang hamil. Kalau sampai jatuh, itu jelas sangat berbahaya.Kelly pun berkata, “Maaf, memang salahku kali ini. Aku akan lebih hati-hati lain kali.”Usai bicara, dia menambahkan, “Uang yang kamu kasih sudah cukup. Ini murni karena masalah aku sendiri yang nggak pergi ke kantin.”Yoga sangat kesal dibuatnya.Jangan-jangan dia sengaja tidak makan hanya demi menghemat uang makan?!Jika dirinya datang menjemput jam delapan, dia akan menahan lapar sampai jam segitu?Yoga mengeluarkan ponselnya dan langsung transfer uang dua puluh juta padanya.Lalu memerintahkan, “Terima.”Kelly tidak mengerti maksudnya dan bertanya, “Apa?”Yoga memberi isyarat menyuruhnya melihat ponsel.“Terima uangnya.”Kelly membuka ponselnya dan melihat bukti transfer d

Mungkin karena sedang hamil, Kelly jadi mengantuk sekali.Dia meletakkan ponsel di meja samping tempat tidur, melamun menatap langit-langit dan belum sampai dua menit sudah tertidur.…Pagi harinya, dia baru sadar kalau semalam tertidur tanpa mematikan lampu.Seketika dia merasa sayang dengan biaya listrik.Dalam hati, dia meminta maaf pada Yoga.Meski dia tahu Yoga sangat kaya, tetap saja dia merasa tidak seharusnya boros begitu.Selesai cuci wajah dan merapikan diri, Kelly mengambil tas ranselnya dan bersiap turun.Begitu keluar kamar, kebetulan Yoga juga keluar dari kamarnya.Melihatnya, Kelly menyapa singkat, “Selamat pagi!”Kemudian menundukkan kepala, tidak lagi memandangnya.Ranselnya penuh berisi buku, terlihat cukup berat.Yoga mengulurkan tangan padanya.Kelly menatap tangan besar itu, agak bingung.Dia mau apa?Kelly mendongak dan bertanya, “Kenapa?”Yoga menatapnya dengan sedikit kesal, “Tasnya kasih ke aku.”“Nggak perlu, aku bisa bawa sendiri, nggak berat.”Ternyata Yoga