All Chapters of Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!: Chapter 81 - Chapter 90

Mungkin karena hamil, kelenjar air matanya jadi lebih sensitif.Sedikit saja merasa tertekan, rasanya ingin menangis.Terutama kalau berada di depan Yoga.Padahal dia tahu pria itu tidak suka melihatnya menangis, tapi tetap saja Kelly tak bisa menahan diri.Yoga melihat wajahnya yang tampak hendak menangis, seketika, dadanya dipenuhi rasa jengkel.Menurut laporan yang dia baca, Kelly jelas-jelas seorang gadis yang kuat.Kenapa sekarang malah selalu menangis?Karena hamil?Yoga mengulurkan sekotak penuh tisu ke arahnya, “Menangis saja kalau mau menangis, jangan dipendam.Kelly bisa mendengar nada sabarnya yang tertahan, justru membuatnya makin tidak berani menangis.Dia menerima tisu itu dan meletakkannya.“Aku nggak mau menangis, mataku hanya terasa nggak enak saja.”Yoga menghela napas panjang.Sudahlah, terserah dia saja. Itu urusan dia.Awalnya, karena tahu Kelly pulang lebih awal hari ini, dia sengaja datang menjemput dengan niat mengajaknya jalan-jalan melepas penat.Namun sekaran

Wajah Yoga tetap dingin dan tidak berbicara lagi.Kelihatannya dia tidak terlalu menyukai Nona Shinta itu.Marga Pangestu cukup jarang terlihat. Kelly jadi teringat dokter yang pernah dia temui di rumah sakit waktu itu, sepertinya juga bermarga Pangestu.Kalau dipikir-pikir, keduanya memang ada sedikit kemiripan.Tadi, saat melihat Nona Shinta berbicara dengan Jimmy, rasanya mereka kenal, tapi tidak terlalu dekat.Di depan Jimmy, sikapnya sangat angkuh, seakan-akan merasa lebih unggul.Seolah-olah suatu hari nanti, dialah yang akan menjadi nyonya di Keluarga Liyas.Namun, semua itu tidak ada hubungannya dengan Kelly.Kelly buru-buru menarik kembali pikirannya, memaksa diri untuk tidak terus memikirkannya.…Tak lama kemudian, staf keluar dari toko membawa minuman.Masing-masing memegang dua gelas, total ada empat gelas boba.Kelly melihat boba itu, lalu kembali melihat Yoga.Sebanyak ini?Saat berhadapan dengan tatapan Kelly yang polos, tiba-tiba Yoga merasa Kelly agak lucu.Hatinya te

Kelly tampak bingung.Jaraknya dengan Yoga hanya beberapa langkah saja, tapi dirinya malah disuruh mendekat?Harus berdiri di mana?Melihat Kelly diam saja, Yoga langsung mengulurkan tangan, menggenggam pergelangan tangannya, lalu menarik Kelly ke sampingnya.Gerakannya yang kasar membuat Jimmy ikut tegang, sampai keringat dingin.Bagaimana kalau Nona Kelly sampai terjatuh?Itu bisa jadi masalah besar.Shinta yang dari tadi merasa dirinya diabaikan, akhirnya tak tahan lagi.“Kak Yoga.”Dia memonyongkan bibir, menatap Yoga dengan wajah penuh kesedihan.Namun, ekspresi Yoga tetap dingin, tatapannya lurus mengarah pada pintu lift.Tak ada satu pun respon untuk Shinta.Begitu pintu lift terbuka, Yoga menarik Kelly masuk. Jimmy pun segera menyusul masuk.Shinta berniat masuk, tapi malah dihalangi Jimmy.“Nona Shinta, silakan tunggu lift berikutnya.”Mana mungkin Shinta mau? Dia langsung menegakkan tubuh dan berusaha masuk.Dia juga melototi Kelly.Kenapa wanita ini bisa naik lift bersama Ka

Kelly buru-buru menggeleng, “Bukan begitu, Bibi salah paham.”“Mungkin suasana hati Pak Yoga memang lagi nggak baik, ditambah lagi aku salah bicara, jadi dia marah.”Emosi Yoga sebenarnya jarang sekali terlihat.Namun entah kenapa, di depan Nona Kelly, beberapa kali dia menunjukkan sikap marah dan tidak senangnya.Pak Yoga selalu tidak tenang, tidak santai dan lebih mudah emosi menghadapi Nona KellyPerasaan dan suasana hatinya jelas terpengaruh oleh Nona Kelly.Bibi Minah dan Nyonya Sherly punya pemikiran yang sama, perasaan Yoga pada Kelly memang berbeda.Apalagi keduanya sudah punya anak, sedikit dipertemukan saja, pasti ada hasilnya.Bibi Minah menjawab, “Pak Yoga pasti cemburu. Kalau nggak percaya, coba saja kamu pergi menghiburnya. Dia pasti luluh.”Kelly terkejut.Suruh dia menghibur Yoga?!Dia jelas tidak mau.Itu sama saja dengan sengaja mengelus kepala harimau.Kelly pun berdiri dan mengambil tasnya.“Bibi Minah, aku naik dulu ya, mau kerjakan tugas.”Hari ini memang hari sia

Kelly sendiri tidak tahu apa isi mangkuk itu, waktu Bibi Minah memberikannya, dia juga tidak sempat membuka dan melihat.Reaksi Yoga yang seperti ini membuat Kelly tertekan, sekaligus penasaran.Sup apa yang bisa membuatnya bereaksi begitu besar?Kelly meminta maaf.Lalu sambil membawa sup itu, berbalik dan hendak pergi.Reaksi Yoga yang sebesar itu, membuat Kelly berpikir harus melihat apa sebenarnya isi mangkuk itu.“Berikan padaku.”Melihatnya hendak keluar, Yoga merampas nampan di tangannya.Pintu pun langsung ditutup keras di depan wajahnya.Kelly memandang pintu yang tertutup rapat itu, mulut mungilnya bergumam pelan, “Bukannya nggak mau?”Galaknya minta ampun. Bisa-bisanya Bibi Minah bilang meski wajahnya dingin, hatinya lembut?Padahal jelas-jelas hatinya keras seperti baja, suasana hatinya juga tak menentu.Dengan sifat seperti itu, Kelly pun mulai khawatir anak dalam kandungannya.Yoga memang kaya, bisa memberikan lingkungan terbaik dan perlindungan untuk anaknya.Namun, ora