Aurora akhirnya ikut tersenyum, walau samar. Aurora menatap arlojinya sekilas, lalu menarik napas pelan. “Aku harus kembali bekerja,” katanya lembut sambil bangkit dari bangku taman. Kevin mengerutkan kening dan ikut berdiri. “Baru sepuluh menit kita ngobrol,” ujarnya sambil melihat jam tangannya, separuh bercanda. Aurora tersenyum penuh permintaan maaf. “Maaf ya, pekerjaan di divisi aku lagi padat. Kalau sampai ketahuan ngilang kelamaan, bisa-bisa aku diceramahi,” ujarnya sambil menata kembali rambutnya yang tertiup angin taman. Kevin mengangguk pelan. “Baiklah… tapi janji ya, lain kali kita ngobrol lebih lama dan santai. Aku traktir makan siang, bebas pilih tempat.” Aurora tertawa kecil. “Boleh. Tapi nanti ya, kalau aku lagi nggak dikejar deadline.” Kevin tersenyum lebar. “Deal!” Tiba-tiba, dia mengulurkan tangannya, kelingkingnya menjulur dengan penuh gaya seolah mereka masih anak-anak membuat janji rahasia. Aurora mengangkat alis, geli melihatnya. “Serius mau pakai
Terakhir Diperbarui : 2025-09-27 Baca selengkapnya