Perasaan yang tak bisa dijelaskan mulai mengisi ruang di antara mereka. Bukan benci, bukan amarah, tapi juga bukan ketertarikan yang sederhana. Ada sesuatu yang menggantung. Mengusik. Membingungkan. Dan pada saat ketegangan itu mencapai puncaknya, terdengar suara pintu diketuk pelan, lalu terbuka. "Permisi ... ini sarapan untuk Pak Rafael," kata seorang suster muda yang masuk dengan nampan di tangan. Ia terdiam sejenak saat melihat posisi keduanya, sedikit terkejut, tapi mencoba untuk bersikap biasa. Aurora langsung tersentak. Wajahnya merah padam, bukan hanya karena posisi memalukan itu, tanya meraih handuk kecil dan melemparkannya ke dada Rafael. “Keringkan sendiri,” katanya ketus, berusaha menutupi rasa malu dan bingung yang melanda pikirannya. Ia menunduk, lalu melangkah menuju pintu. Rafael masih terdiam di tempat, tubuhnya kaku dengan handuk yang masih menempel di dada. Tatapannya mengikuti langkah Aurora yang sudah hampir keluar ruangan. "Aku akan cari sarapan," gumam Auro
Terakhir Diperbarui : 2025-09-18 Baca selengkapnya