Rafael hanya terkekeh, merasa puas bisa menggoda Aurora yang biasanya sangat tenang dan terkendali. “Tapi kamu senang, kan, aku di sini?” bisiknya sambil bersandar ringan di tepian ranjang.Aurora menatap Rafael sesaat, lalu mengalihkan pandangan. “Aku capek, Rafael. Aku mau tidur,” ucapnya, mengakhiri percakapan dengan suara pelan.Rafael mengangguk lembut. “Oke. Tidurlah yang nyenyak. Aku ada di sini kalau kamu butuh apa-apa.”Aurora pun memejamkan mata, mencoba meredakan debar di dadanya. Sementara Rafael beranjak ke sofa, merapikan posisi dan duduk sambil memperhatikan Aurora dari kejauhan dengan senyum yang tak kunjung hilang dari wajahnya. Malam semakin larut. Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Di kamar rawat VVIP yang senyap, hanya suara detak jam dan sesekali deru AC yang terdengar. Aurora terbaring di ranjangnya, matanya terbuka lebar menatap langit-langit, pikirannya penuh sesak.Ia melirik ke arah sofa, tempat Rafael kini berbaring dengan mata terpejam, wajahn
Last Updated : 2025-10-02 Read more