Aurora menahan napasnya sejenak, lalu membalas ucapan Rachel, “Dan aku kira kamu sudah pulang ke kota. Ternyata kamu masih juga betah menempel, ya?”Rachel tergelak. “Kalau belum puas main, ngapain buru-buru pulang?”“Lucu. Padahal kamu sendiri yang bilang cuma mau sarapan.”Rafael menghampiri keduanya, berusaha mencairkan suasana, “Oke, sudah cukup, ayo lanjut main. Sisa empat poin.”Permainan kembali berlanjut. Aurora semakin fokus, setiap langkah dan pukulannya terarah. Ia tidak lagi memikirkan sengketa emosional di antara mereka, tapi hanya ingin menang. Rachel pun tak mau kalah, tubuhnya yang lentur membuatnya lincah melompat dan menyelamatkan bola sulit.Skor berakhir 10-8. Aurora menang. Nafasnya terengah, rambutnya basah, namun wajahnya berseri.“Sepertinya aku menang,” ujarnya, meletakkan bola ke pasir. “Jangan lupa beliin es krim, Rachel.”Rachel berusaha tersenyum meskipun jelas kecewa. “Tentu. Kau memang beruntung hari ini.”Rafael mendekati Aurora dan memberikan handuk ke
Terakhir Diperbarui : 2025-10-16 Baca selengkapnya