Langkah Raka berat di atas papan kayu tua. Setiap pijakan menghasilkan bunyi krek yang terpantul berkali-kali di jurang gelap di bawah. Angin berembus kencang, menusuk kulit, membuat obor di tangannya berkedip hampir padam. Cahaya biru di ujung jembatan berdenyut pelan, seolah memanggil. Semakin dekat, denyut itu berubah mengikuti ritme-ritme yang mirip detak jantung. Raka mengerutkan alis. Ia tak punya rasa takut, tapi ada sesuatu yang aneh: detak itu mulai menyatu dengan langkahnya. --- Di tengah jembatan, papan yang ia pijak mendadak retak. BRUK! Raka jatuh satu lutut, obor hampir terlepas. Dari bawah jurang, terdengar suara-suara samar: bisikan, tangisan, tawa yang teredam. Ia tidak menoleh, hanya berdiri kembali, melangkah. Lalu ia melihatnya. Sosok perempuan berdiri di ujung jembatan, di depan cahaya biru. Rambutnya tergerai, wajahnya Ratna. “Raka…” suaranya bergetar, penuh sesuatu yang dulu ia kenal sebagai rindu. “Kalau kau melewati aku… aku akan hilang.” --- Logika
Terakhir Diperbarui : 2025-09-12 Baca selengkapnya