Keheningan yang membuai mengisi penthouse. Hastan dan Meira terbaring telanjang, masih berpelukan erat di sofa besar tempat adegan eksplosif tadi terjadi. Kelelahan fisik luar biasa membuat Meira merasa terlalu jujur. Meira mendongak, menatap profil Hastan yang sempurna. "Kau harus pergi ke psikiater," ucap Meira, suaranya pelan namun serius. Hastan mengangkat alisnya, pandangan matanya yang gelap menunjukkan keheranan yang dibuat-buat. "Hah? Kenapa?" "Kau gila, Hastan, dan hypersex." Meira menghela napas. "Tuntutanmu, caramu memaksakan kehendak, dan intensitasmu... itu tidak normal." Hastan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Tawa itu keras, puas, dan sangat mendominasi. "Hahaha, kucing kecil, maka kau pun harus pergi." Hastan membalikkan Meira, menatap langsung ke matanya, menyindir dengan senyum licik. "Kau sendiri pun selalu menikmatinya dan mencapai puncak kenikmatanmu berkali-kali lebih banyak dariku," sambung Hastan, memegang pinggul Meira erat-erat. Meira tersentak,
Terakhir Diperbarui : 2025-10-31 Baca selengkapnya