Elena masih terdiam. Wajahnya memerah, bukan hanya karena ciuman itu, tetapi juga dari ciuman lanjutan yang baru saja Nathan tanamkan di lehernya—panas, dalam, dan mengejutkan.“Aahh...” desahan itu lolos dari bibirnya, membuat Nathan tersenyum tipis—senyum seorang pria yang tahu bahwa ia telah menyentuh sesuatu yang tak lagi bisa disangkal.“Elena,” suara Nathan serak, hampir seperti bisikan. “Aku sudah menaruh tanda cinta di lehermu. Kau milikku, Elena.”Elena segera menoleh, matanya sedikit melebar. “Nathan...”“Kau tidak perlu menjawab sekarang,” ucap Nathan lembut. “Tapi jangan bilang kau tidak merasakannya.”Tubuh Elena mulai panas. Jantungnya berdegup begitu cepat, pikirannya kalut. Separuh dirinya ingin membalas ciuman itu, ingin menyentuh wajah Nathan, ingin membiarkan bibirnya menelusuri leher pria itu.Namun Elena hanya menggigit bibirnya, berusaha menahan diri.Ia mengangkat tangan kanannya, sempat menyentuh kerah jas Nathan, lalu kembali menurunkannya. Cepat-cepat ia meno
Terakhir Diperbarui : 2025-08-21 Baca selengkapnya