Pagi itu, Rani menatap bayangan dirinya di cermin kamar. Wajahnya masih sembab, lingkar hitam menggelayuti matanya. Ia menghela napas panjang, mencoba merapikan rambut, lalu menepuk pipinya pelan. Ia tahu ia tidak boleh terlihat rapuh, terutama di hadapan keluarga besar Wijaya dan lingkungan sosialita tempat namanya sudah lama terdaftar.Namun pagi itu berbeda. Ada sesuatu di udara sebuah rasa gelisah yang sulit dijelaskan. Ponselnya bergetar di atas meja rias. Notifikasi dari grup sosialita yang diikutinya muncul, berderet panjang. Rani menelan ludah, lalu membuka salah satunya.“Katanya, Adrian sering terlihat di kafe pinggiran kota itu, ya? Sendirian? Atau… bersama seseorang?”Pesan itu diikuti dengan emoji senyum miring, seolah sekadar bergurau, namun Rani tahu betul arah sindiran itu. Jemarinya kaku menatap layar, hingga pesan lain masuk“Aku dengar, ada perempuan cantik yang sering bersamanya. Bukan Rani, jelas. Hati-hati, ya, kalau gosip ini benar.”Dunia seakan berputar. Jantu
Terakhir Diperbarui : 2025-09-14 Baca selengkapnya