“Bukankah Tabib Lin terlihat murung akhir-akhir ini?” bisik seorang pelayan muda di lorong belakang Aula Qingshui.Bisikan itu singkat, namun bergema di antara dinding batu, menjalar seperti angin yang membawa firasat buruk. Lin Qian yang baru saja keluar dari ruangan pemeriksaan mendengar sayup-sayup suara tersebut, tapi ia memilih berpura-pura tak mendengarnya. Sejak dua hari terakhir ia mengabaikan Huang Ziyan, suasana istana terasa berbeda. Lebih dingin, lebih kaku, seolah setiap mata mengawasinya. Kesehatan Wang Rui membaik secara konsisten, tetapi ketegangan akibat kecemburuan Kaisar maupun bisikan politik yang mulai bergerak membuat udara di sekeliling mereka terasa tebal. Lin Qian berfokus pada pengobatan, mengamati denyut nadi Kaisar, mengatur ramuan, dan memastikan istirahatnya terjaga. Namun ia tidak bisa mengabaikan firasat yang terus berdesir, sebuah bahaya yang tidak lagi tersembunyi.Di sisi lain istana, Huang Ziyan berdiri dalam bangsal kecil yang sunyi, menerima pan
Dernière mise à jour : 2025-11-26 Read More