"Yang Mulia... Mohon ampunilah hamba!" Suara Lin Qian pecah, menggema di halaman istana yang dingin Dan luas.Langit pagi masih kelabu. Lentera-lentera besar bergoyang tertiup angin subuh, bayangan naga yang terlukis pada pilar istana tampak hidup di bawah cahaya abu-abu. Uap embun naik dari batu giok pelataran, menciptakan kabut tipis yang menyelimuti para pengawal yang berjajar.Lin Qian berlutut di tengah pelataran, lututnya menghantam permukaan batu dingin. Rambutnya terurai setelah penyamarannya terbongkar, menempel di pipi pucat. Di tangannya, kotak obat yang kemarin ia bawa kini tampak seperti sesaji di hadapan Kaisar.Di atas tangga takhta luar, Wang Rui berdiri tengah dengan jubah hitam keemasan. Mata elangnya menatap ke bawah, tak ada lagi kelembutan yang pernah mengintip di balik tatapannya. Kasim dan pengawal menahan napas, tak seorang pun berani bergerak."Tabib Lin, kau berani menyamar di dalam istanaku. Aku sudah memperingatkanmu, a
Last Updated : 2025-09-22 Read more