“Yang Mulia, izinkan saya menyelidiki sumber bahan-bahan itu,” suara Lin Qian terdengar mantap meski lututnya masih menempel di lantai batu giok.Wang Rui memandangi kendi ramuan di tangannya, lalu menutupnya perlahan. “Penyelidikan ini berisiko. Mereka yang mencampur racun tahu bagaimana menghapus jejaknya. Jika kau melangkah salah, nyawamu bisa menjadi harga yang harus dibayar.”“Saya sudah terbiasa dengan risiko, Yang Mulia,” jawab Lin Qian lirih. “Tapi saya tidak terbiasa membiarkan sesuatu yang tidak beres tanpa tindakan.”Sejenak, tak ada yang bicara. Suara gemericik air dari kolam naga di luar aula terdengar jauh tapi jelas, seperti napas istana yang menahan diri. Wang Rui menatapnya lama, sebelum akhirnya berujar pelan, “Kau memang tabib yang berbahaya, Lin Qian. Kau menyembuhkan luka, tapi juga bisa membangunkan luka lama.”Lin Qian menunduk, tidak menanggapi. Ia tahu, kalimat Kaisar itu bukan sekadar teguran, tapi juga pengakuan yang tersembunyi di balik nada dingin.Malamn
Terakhir Diperbarui : 2025-10-07 Baca selengkapnya