Damar menyeringai. Ia tetap mengontrol bobot tubuhnya, berhati-hati agar bayi di dalam perut sang istri tak tergencet.“Ya, beginilah bayi besarmu kalau ingin menyusu. Kau pikir, Shanum saja yang bisa menyusu, hah? Aku juga ingin. Aku penasaran, seperti apa rasanya ASI-mu? Apa manis, atau …,” jawabnya, suaranya sedikit teredam.“Atau apa?”“Atau manis juga. Kemarilah, biarkan aku menyusu,” rengek Damar, persis seperti Shanum kalau merajuk, meminta mainan.”“Dasar manja!” ucap Diana. Ia mendorong dada suaminya pelan, salah tingkah, memalingkan wajah yang terasa memerah.Damar kemudian meraih dagu lancip Diana. Ia mendongak, memberikan satu kecupan yang dalam di bibir ranum istrinya, lalu mendesah puas.Tak berhenti di sana. Jari-jari tangan Damar mulai menelusup masuk ke balik bathrobe pink Diana. Gairah mulai tersulut, api birahi membakar seluruh tubuhnya, melupakan sejenak kegaduhan dunia luar.Kini,
Last Updated : 2025-10-12 Read more