Adzan isya berkumandang. Lepas makan malam, Diana memang mengajak Shanum untuk melakukan kewajiban. Segera selepas salam, bocah kecil itu segera bergegas ke sebuah kasur lantai usang dan memeluk boneka beruang kecil kesayangannya. “Udah, ayo bobok. Udah malem, besok—” “Bu, kapan aku sekolah?” tanya Shanum.menyela ucapan ibunya. Garis manis itu melirik ke atas. Diana hanya membalas senyuman. “Nanti kalau ibu sudah punya uang, ya? Shanum tahu, kan, biaya sekolah itu mahal. Untuk uang seragam saja, ibu belum bisa membayarnya.” Diana tak menutupi perihal ini. Tidak masalah putrinya tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Yang terpenting, Shanum sudah bisa membaca, menulis dan juga menghitung pecahan angka. Setiap hari di kala senggang, Diana memang mengajarkan gadis itu untuk belajar selayaknya anak sekolahan. “Tapi, aku pengen sekolah. Pengen maim sama teman, Bu.” Lagi, Shanum berkata seperti itu dan membuat D
Last Updated : 2025-08-28 Read more