All Chapters of SUAMI BERSAMA: Chapter 41 - Chapter 50

“Jadi rekan bisnis Ibu yang pura-pura sakit itu juga bagian dari circle ini Bu?” tanyaku setengah berteriak.“Iya Tari, walaupun belum ada bukti kuat dan belum tentu juga kalau satu circle pasti ikut terlibat tapi melihat orang-orang ini punya keterikatan dengan Prasetyo membuat saya yakin dia ikut masuk dalam permainan ini.”“Saya sampai tidak tahu harus berkomentar bagaimana Bu.”“Intinya sekarang adalah kamu harus sangat hati-hati sekali menghadapi ini, kamu harus penuh perhitungan sebelum melangkah karena yang kamu hadapi benar-benar bukan orang sembarangan. Saya sendiri juga tidak pernah menyangka kalau saya juga dipaksa ikut masuk untuk diajak bermain.”“Apa mungkin mereka juga sedang mencoba untuk menarik Mas Tris dan membuatnya ada di bawah kendali mereka?”“Menurut saya itu masih sulit ditebak Tari. Kalau si Pras ini benar-benar ingin memilikimu kenapa dia justru fokus membuat Trisno bahagia dengan semua yang sudah dia berikan seperti pekerjaan yang nyaman, gaji yang tin

“Di dalam heboh semua gara-gara kalian kedatangan tamu brand ambassador whey protein,” kata Hendi langsung masuk dan duduk di depanku.“Siapa yang bilang begitu?” tanya Sika sambil menutup pintu dan kembali duduk di sampingku.“Ya teman-teman anda berdua sesama kaum hawalah, pada kepo semua, kenapa bukan Bapak sih yang nemuin, bosnya kan Pak Hendi, Bapak nggak nemuin karena takut kalah saing ya, emang lebih ganteng mereka sih Pak,” kata Hendi menirukan suara teman-temanku.“Ha…ha…ha…Ya ampun Hen kamu dinistakan karyawan kamu sendiri loh itu,” kata Sika tertawa puas.“Makanya aku langsung lari ke sini, enak aja kalian ninggalin aku saat kalian bahagia.”“Ngomong-ngomong sudah berapa paragraf yang sudah anda dengar dari hasil menguping tadi Bos?” tanya Sika lagi.“Enak aja kalau ngomong, baru juga beberapa kalimat, itu juga bagian-bagian akhir Ka makanya aku langsung bisa kasih kalian solusi daripada kalian debat kusir terus sampai pagi.”“Ya udah yuk balik lagi ke meja, masih ba

“Jadi yang menyuruh anak itu untuk merusak CCTV Bapak adalah suami saya?“Begitulah pengakuannya kepada kami, seperti yang kamu sudah lihat di video tadi dan ini ada bukti chat tentang perintah apa saja yang diberikan Trisno pada anak itu dan ada bukti transfer juga.”“Apa ada bukti kalau Mas Tris kenal dengan anak ini Pak?”“Ada Tari, saya dapat dari CCTV toko yang di perempatan jalan itu, kebetulan pemilik ruko itu teman saya.”“Bisa saya lihat satu per satu Pak?”“Ini….,” kata Pak Mangun sambil memberikan ponselnya padaku.Pak Mangun dan Bu Mangun sengaja datang ke rumah setelah Mas Tris berangkat kerja lagi pada minggu sore ini. Setelah melihat video pengakuan anak itu, setelah membaca satu per satu pesan yang Mas Tris sampaikan pada anak itu dan setelah melihat video yang menunjukkan kalau beberapa kali Mas Tris berbincang dengan anak itu di sekitar toko dekat perempatan jalan. Kesimpulan yang aku ambil adalah suamiku tidak berubah menjadi lebih baik tapi berubah menjadi le

“Maaf Eyang, Aran tidak bermaksud mengusir tapi kami butuh ketenangan, Aran harap Eyang mengerti.”“Kamu tidak perlu minta maaf justru kami yang tua-tua ini yang harusnya minta maaf Nak, karena sudah gagal memberikan tuntunan yang baik buat kamu. Kami pamit dulu, maaf sudah membuat keributan,” kata Pak Mangun lembut sambil menepuk pundak Aran.“Maafkan kami Pak, Bu,” kataku lalu memeluk Bu Mangun. Beberapa saat kemudian mereka pergi sedangkan Bude Kanti sudah pergi dari tadi tanpa pamit padaku setelah mendengar kata-kata Aran. Sepertinya Bude Kanti tersinggung dan menjadi semakin emosi.“Maafkan Aran Mah sudah bikin Mamah malu,” kata Aran yang menghampiriku setelah dia menutup pintu. Dia tertunduk lesu, wajahnya muram, sepertinya dia menyesali perbuatannya, aku yang melihatnya justru terharu karena semakin merasa bersalah. Aran itu anak yang kritis, dia tidak bisa terlalu lama memendam masalah di hatinya. Aku bisa membayangkan betapa tersiksanya dia selama ini saat mendengar oran

“Saya adalah salah satu orang kepercayaan almarhum suaminya Bu Kanti, namanya Pak Hardyo, saya bertemu beliau sejak saya masih SMP dan karena beliaulah saya tidak jadi putus sekolah. Saya ikut kemana pun beliau pergi dan saya adalah saksi dari jatuh bangunnya beliau membangun usaha sampai mewariskan begitu banyak harta pada istri dan anaknya sekarang. Terlepas dari caranya berbisnis yang kadang menggunakan cara-cara yang di luar nalar, beliau tetap orang baik bagi saya dan orang-orang yang pernah bekerja dengannya. Dia memperhatikan semua kebutuhan kami sampai ke hal kecil sekali pun. Itu yang membuat kami begitu hormat dan taat sampai rela melakukan apa pun bahkan bertaruh nyawa pun kami semua siap. Bagi saya pribadi beliau lebih dari sekedar Bos, beliau adalah Bapak bagi saya tapi keadaan tak lagi sama saat Bapak memutuskan untuk menikah lagi,” Pak Mangun memulai ceritanya dengan pandangan menerawang jauh, dia sedang melihat kenangan yang diputar ulang dalam ingatannya.“Menikah la