Share

47

Author: Tie Sugianto
last update Last Updated: 2025-11-22 20:29:12

“Sedang ada rapat apa di rumah kamu Tari? Tumben banget kamu kedatangan tamu yang jarang sekali berkunjung ke rumahmu?” tanya Bude Kanti dengan nada sinis setelah dia masuk ke ruang tamuku dan melihat ada Pak Mangun dan istrinya.

“Mari silakan duduk Bude, kita ngobrol sama-sama, Bapak dan Ibu Mangun juga kebetulan mampir sore ini.”

“Maaf ya Tari, aku main masuk aja ke halaman kamu soalnya udah kebiasaan bertahun-tahun,” kata Bude Kanti.

“Nggak apa-apa Bude, mari Bude, silakan duduk.”

“Ah sepertinya aku tidak perlu duduk karena kehadiranku bisa mengganggu pembicaraan yang sedang terjadi di sini.”

“Mari silakan duduk Bu Kanti,” kata Bu Mangun dengan suara lembutnya, dia dan Pak Mangun lalu berdiri.

“Aku ke sini cuma mau ngantar oleh-oleh saja kok Tari, ini buat kamu dan anak-anak,” kata Bude Kanti sambil memberikan sebuah bingkisan tanpa mempedulikan Bu Mangun.

“Terima kasih banyak Bude,” kataku menerimanya dengan canggung.

“Ya sudah aku pulang dulu ya, besok saja aku ke sini la
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SUAMI BERSAMA   69

    “Tari….” Mas Tris menyebut namaku perlahan, matanya melihatku seperti melihat hantu. Dia buru-buru mengambil kemeja dan celana panjangnya yang tergeletak di lantai diikuti perempuan itu yang langsung melepaskan pelukannya dari Mas Tris.“Tari….aku,” Mas Tris tidak meneruskan kata-katanya, dia berusaha mengalihkan pandangannya saat aku berjalan mendekat ke arahnya.“Ya, kenapa berhenti Mas? Lanjutkan saja Mas! Jangan khawatir! Aku siap mendengarkan semuanya. Apa yang mau kamu katakan? Membela diri? Mencari pembenaran? Atau… menerangkan sebab akibat? Tapi sebelumnya tutup dulu ritsleting celana kamu! Nggak enak banget dilihatnya.”Aku masih menjaga nada dan intonasi suaraku saat bicara dengan Mas Tris yang dengan gugupnya langsung melakukan apa yang aku minta. Dia menoleh ke arah perempuan itu lalu melihat ke arahku lagi tapi kemudian menunduk lagi.“Kenapa masih diam? Bukankah banyak sekali cerita yang belum aku dengar dari kamu tentang bagaimana selama ini kamu menggunakan toko s

  • SUAMI BERSAMA   68

    “Kenapa jadi secepat itu?”“Memangnya kenapa? Apa lagi yang kita tunggu? Semua rencana kita sebagian besar sudah terlaksana, kalau masalah lain kita selesaikan sambil jalan saja Tris. Kita punya Dana dan masih ada beberapa orang yang bisa kita percaya untuk membantu kita, jadi kamu jangan khawatir!”“Apa kamu benar-benar yakin bisa mengatasi Seno?”“Kenapa jadi balik lagi ke dia?”“Ya tentu harus dipikiranlah kalau kamu mau kita nikah siri besok. Rencana yang kamu katakan tadi juga belum kelihatan hasilnya. Bagaimana kalau Seno tetap pada pendiriannya dan tidak mau ke luar negeri?”“Aku yakin dia pasti mau, kalau dia masih saja bandel dan malah membantah, aku tinggal tarik saja semua fasilitas yang dia nikmati sekarang. Dia pasti lebih memilih menuruti kata-kataku daripada kehilangan semuanya. Aku bisa melakukan itu kapan saja, sekarang, besok atau lusa sama saja buatku tapi tentu saja tetap menunggu kamu membereskan semuanya lebih dulu”“Tunggu sebentar saja, tidak akan lama la

  • SUAMI BERSAMA   67

    Jantungku berdebar kencang mendengar kalimat yang diucapkan Bude Kanti pada suamiku, aku seperti sedang melihat dua sejoli kasmaran. Gaya bicara Bude Kanti yang manja dan disambut dengan senyum hangat Mas Tris jelas menunjukkan kalau hubungan mereka tidak seperti yang aku bayangkan selama ini. Mas Tris selingkuh dengan Bude Kanti? Mas Tris selingkuh dengan wanita tua, lagi?“Jangan berlebihan gitu ah,” kata Mas Tris sambil tersenyum dan mulai menikmati makanan yang sudah disipakan.“Memangnya kenapa? Biasanya juga kamu duluan yang minta, sekarang giliran aku yang nawarin malah dibilang berlebihan. Serba salah terus,” kata Bude Kanti mulai merajuk.“Kamu ini mau nyiapin makanan buat prasmanan apa buat dua orang sih sampai sebanyak ini?”“Kan biar kamu bisa pilih yang mana yang kamu suka. Jangan samakan dengan menu sarapan di rumah kamu yang paket super hemat itu dong. Tiap pagi ketemunya telur lagi telur lagi, cuma beda di cara masaknya aja. Hari ini ceplok mata sapi, besok dadar,

  • SUAMI BERSAMA   66

    “Mau sarapan pake apa?” tanya Bude Kanti.“Aku makan ini saja, pelan-pelan dulu nanti baru ganti ke menu utama, semalam pulang dari toko aku mampir ke sate langganan akibatnya sekarang perut rasanya penuh,” kata Mas Tris sambil mengambil pisang.“Kamu itu kenapa seperti anak kecil, susah dikasih tahu. Jangan sampai umur masih muda tapi udah sakit-sakitan gara-gara gaya hidup kamu yang sembarangan.”Sama sekali tidak terlihat kecanggungan di antara mereka, pembicaraan mengalir seperti memang sudah biasa mereka berbicara dengan gaya bahasa seperti itu. Mas Tris bersikap santai seperti sedang berada di rumahnya sendiri.“Toko gimana?” tanya Bude Kanti.“Mungkin akan selesai lebih cepat dari yang kita perkirakan, tinggal merapikan gudang saja dan sudah siap dibuka dalam beberapa minggu ini.”“Tari gimana?”“Kemarin sebelum dia pergi ke rumah Mbak Asri dia sudah tunjukkan surat resignnya padaku dan hari ini paling sudah dia kasih ke Bosnya.”“Kamu jangan asal percaya sama mulut ist

  • SUAMI BERSAMA   65

    “Bawa ini, letakkan di tempat yang kamu rasa paling aman. Ini sudah terhubung ke HP saya,” kata Pak Mangun sambil memberikan kamera mini.Aku menerimanya dan memasukkannya ke saku celana, aku lalu melepas kedua sandal yang aku pakai karena jika aku tetap memakainya saat aku lari, pasti akan terdengar. Dari setelah Subuh kami bertiga sudah mulai bersiap, Bu Mangun sudah pergi lebih dulu sedangkan aku dan Pak Mangun tetap bertahan di balik pagar. Lima belas menit sudah berlalu dari pukul enam pagi dan Bude Kanti belum juga terlihat keluar dari rumahnya. Barulah di menit ke tiga puluh saat Bu Mangun terlihat berbincang dengan tukang sayur di ujung jalan, tidak lama Bude Kanti membuka pagarnya.“Tunggu sampai Bu Kanti berada tepat di depan tukang sayur itu. Ingat Tari, waktumu tidak banyak, Bu Kanti pasti tidak akan lama di sana karena ada Bu Mangun. Jalan ini tidak terlalu lebar, kamu bisa sampai ke seberang dengan cepat. Fokus melihat ke depan, jangan hiraukan mereka yang ada di ujung

  • SUAMI BERSAMA   64

    “Suamiku bilang Trisno masih sibuk di toko, sebaiknya kita pergi sekarang saja Tari. Kita pakai motor saja biar lebih cepat dan tidak terlalu mencurigakan. Kamu tunggu di sini dulu, aku ambil motor dulu sebentar,” kata Mbak Asri.“Mbak,” kataku sambil menarik tangannya.“Titip anak-anak, aku pasti akan jemput begitu semuanya sudah jelas. Maaf ya Mbak untuk kesekian kalinya aku merepotkan lagi.”“Sudahlah Tari, jangan khawatir tentang anak-anak, kamu bereskan dulu urusan kamu. Semua kerepotan ini yang menyebabkan juga adikku, jadi kamu jangan merasa tidak enak. Aku hanya bisa berdoa agar semua yang buruk-buruk tidak terjadi. Ya sudah, tunggu di sini sebentar!”Aku mengangguk kemudian kembali memeriksa isi tas ransel Aran yang aku pinjam, aku keluarkan jaket hitam dari dalam tas lalu cepat-cepat memakainya. Tidak lama motor Mbak Asri terlihat mendekat dan kami langsung pergi, sebelumnya aku sudah bicara dengan anak-anak kalau untuk sementara mereka tinggal di rumah Budenya karena ad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status